Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto: Saking Sayangnya, Saya Tidak Setuju Pak Idrus Jadi Menteri

Kompas.com - 27/07/2016, 13:04 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menyinggung soal perombakan kabinet yang diumumkan Presiden Joko Widodo, Rabu (27/7/2016) siang.

Ia pun menyebut nama Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham yang sempat santer diisukan menempati posisi menteri.

"Pak Idrus ini sekjen (Golkar) dimana-mana dari zaman Pak Akbar Tandjung sampai saya. Saking saya sayangnya kepada pak Idrus, jadi kalau mau ditarik dimana-mana saya enggak setuju," kata Novanto disambut tawa peserta saat menyampaikan sambutan di acara Rapimnas Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

"Apalagi kalau dicalonkan menteri, saya yang pertama kali memohon, Pak Idrus kalau bisa jangan jadi menteri," sambung dia.

Sebelumnya, Idrus juga sempat membeberkan bahwa Novanto menginginkan dirinya tetap menjadi Sekjen Partai Golkar karena dinilai telah berpengalaman menjadi sekjen di partai berlambang pohon beringin itu.

"(Kata Novanto), Idrus biar di sini dulu saja karena pertarungan kita ke depan perlu tenaga yang berpengalaman. Yang paling berpengalaman jadi sekjen kan saya. Tujuh tahun," tutur Idrus.

 

Presiden sudah mengumumkan komposisi Kabinet Kerja hasil reshuffle jilid II. Airlangga Hartarto adalah satu-satunya kader partai Golkar yang ditunjuk menjadi Menteri Perindutrian. Dia adalah putra dari Hartarto, Menteri Perindustrian era Orde Baru. 

"Beliau pengalaman sebagai anggota DPR sebagai komisi industri. Kami yakin berbagai tugas yang diberikan Presiden bisa dilakukan dengan baik. Beliau ditugaskan membuat roadmap industri ke depan. Beliau inisiator UU bidang industri. Kami yakin bisa dilakukan dengan baik," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat memperkenalkan menteri baru.

Sementara Idrus sempat digadang-gadang akan ditunjuk sebagai menteri usai Partai Golkar merapat ke pemerintah.

Kompas TV Presiden Umumkan Reshuffle Kabinet Kerja


 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com