JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini Pemerintah telah mengirimkan satu negosiator ke Filipina untuk membebaskan 10 WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menurut Luhut, seorang negosiator yang tidak bisa disebutkan namanya itu telah berangkat ke Filipina untuk bertemu dengan pendiri Moro National Liberation Front Nur Misuari.
Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mengandalkan Nur Misuari sebagai counterpart atau penghubung, karena dianggap memiliki akses komunikasi ke kelompok Abu Sayyaf.
"Tadi saya dapat dari sana. Pemerintah dorong Misuari untuk kontak Abu Sayyaf," ujar Luhut di Jakarta, Senin (25/7/2016).
"Kami juga sudah kirim negosiator untuk bertemu Misuari. Saat ini opsi negosiasi yang paling mungkin dilakukan," kata dia.
Luhut menuturkan, Nur Misuari memiliki cukup pengaruh di kalangan kelompok Abu Sayyaf. Oleh sebab itu Pemerintah terus berupaya untuk menjalin komunikasi dengan Misuari dengan mengirimkan negosiator ke Filipina.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia sendiri belum mempertimbangkan untuk melakukan operasi militer sebagai opsi pembebasan sandera.
Luhut menyebut, risikonya terlalu tinggi jika operasi militer dilakukan, meski Pemerintah Filipina sudah mengizinkan TNI beroperasi di wilayah kedaulatannya.
"Opsi negoisasi paling mungkin dilakukan. Misuari memiliki pengaruh yang besar di kelompok Abu Sayyaf," tutur Luhut.
"Pemerintah Filipina juga sudah mencoba merangkul Misuari. Orang yang kami utus sudah bertemu. Negoisator kita lah," ucapnya.