Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, Pemerintah Utus Negosiator Bertemu Nur Misuari

Kompas.com - 26/07/2016, 13:33 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini Pemerintah telah mengirimkan satu negosiator ke Filipina untuk membebaskan 10 WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

Menurut Luhut, seorang negosiator yang tidak bisa disebutkan namanya itu telah berangkat ke Filipina untuk bertemu dengan pendiri Moro National Liberation Front Nur Misuari.

Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mengandalkan Nur Misuari sebagai counterpart atau penghubung, karena dianggap memiliki akses komunikasi ke kelompok Abu Sayyaf.

"Tadi saya dapat dari sana. Pemerintah dorong Misuari untuk kontak Abu Sayyaf," ujar Luhut di Jakarta, Senin (25/7/2016).

"Kami juga sudah kirim negosiator untuk bertemu Misuari. Saat ini opsi negosiasi yang paling mungkin dilakukan," kata dia.

Luhut menuturkan, Nur Misuari memiliki cukup pengaruh di kalangan kelompok Abu Sayyaf. Oleh sebab itu Pemerintah terus berupaya untuk menjalin komunikasi dengan Misuari dengan mengirimkan negosiator ke Filipina.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia sendiri belum mempertimbangkan untuk melakukan operasi militer sebagai opsi pembebasan sandera.

Luhut menyebut, risikonya terlalu tinggi jika operasi militer dilakukan, meski Pemerintah Filipina sudah mengizinkan TNI beroperasi di wilayah kedaulatannya.

"Opsi negoisasi paling mungkin dilakukan. Misuari memiliki pengaruh yang besar di kelompok Abu Sayyaf," tutur Luhut.

"Pemerintah Filipina juga sudah mencoba merangkul Misuari. Orang yang kami utus sudah bertemu. Negoisator kita lah," ucapnya.

Kompas TV TNI Akan Masuk ke Filipina untuk Bebaskan ABK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com