Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR: Keadilan Sosial di Indonesia Masih Jauh dari Harapan

Kompas.com - 19/07/2016, 17:37 WIB
advertorial

Penulis

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menerima Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2016). Pertemuan tersebut membahas soal reformulasi perencanaan pembangunan nasional.

Asosiasi yang beranggotakan ketua dan wakil ketua DPRD kota tersebut menyampaikan bahwa selama ini terjadi beberapa ketidak sesuaian antara rencana pembangunan nasional dengan kondisi di beberapa daerah di Indonesia.

Ketidak sesuaian rencana pembangunan nasional juga ternyata menghambat beberapa program di beberapa daerah. Selain itu, DPRD juga merasa belum memiliki kontribusi yang jelas dalam perencanaan tersebut.

Menanggapi pendapat dari para ketua dan wakil ketua DPRD Kota tersebut, Zulkifli mengatakan soal pentingnya sebuah haluan negara yang dapat menjadi visi bersama dalam perencanaan pembangunan.

Jika tidak, kesenjangan sosial dapat terjadi. Zulkifli mengatakan bahwa kesenjangan di Indonesia cukup tinggi di mana 1% menguasai 50,3. Artinya keadilan sosial masih jauh dari harapan.

"Cita-cita kemerdekaan kita salah satunya adalah keadilan sosial, namun ternyata pencapaian cita-cita ini malah masih jauh dari harapan. Haluan negara ini perlu agar nantinya ada kesatuan arah dan program tidak terus menerus berubah," ujar pria yang akrab disapa Bang Zul ini.

Kesenjangan sosial, perbedaan kedaerahan selama ini masih dipandang sebagai pembicaraan tabu di Indonesia. Terutama dalam hal penguasaan ekonomi.

Padahal negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura berhasil mengatasi masalah kesenjangan dengan membicarakannya. Tentu bukan dari segi rasisme atau primordialis tetapi dari segi potensi masing-masing.

Selain itu politikus PAN tersebut juga mengatakan soal pentingnya kolaborasi antara legislatif seperti DPRD dengan eksekutif untuk menjembatani kesenjangan sosial.

Kolaborasi tersebut selama ini dinilai belum maksimal karena tugas dan tanggung jawab badan legislatif daerah yang juga belum jelas. Keterlibatan DPRD belum maksimal.

Tidak hanya itu demokrasi ternyata hanya berkembang secara sistem saja, substansinya sebagai kedaulatan rakyat belum terlaksana. Lagi-lagi ini dikarenakan fenomena mahalnya demokrasi, politik nomor piro wani piro dan hutang budi.

"Memang secara sistem demokrasi sudah berjalan dan berkembang dengan sangat baik. Namun, secara substansi memang belum. Demokrasi masih dikuasai kelompok-kelompok elit saja. Rakyat yang seharusnya punya kedaulatan malah tertinggal," lanjutnya.

Demokrasi juga seakan hanya menjadi ajang berlomba-lomba mencapai kekuasaan dan kekayaan. Sepanjang 18-19 tahun reformasi, pelaksanaan demokrasi Indonesia banyak diwarnai oleh pertikaian yang berbau kepentingan politik pribadi atau kelompok.

"Program 4 pilar dan haluan negara ini mudah-mudahan dapat memperbaiki. Tapi perlu diingat juga parpol itu pilarnya demokrasi, harapannya anggota yang menjabat di legislatif bisa menjaga amanahnya. Nanti lama-lama rakyat tidak percaya lagi lho dengan parpol," kata Zulkifli.

DPD Dukung Amandemen Terbatas Soal Haluan Negara

Pada hari yang sama, Ketua MPR juga menerima kedatangan GKR Hemas sebagai Wakil Ketua DPD. GKR Hemas bersama sejumlah anggota DPD menyampaikan dukungan amandemen terbatas pada pasal 37 soal haluan negara.

Rencana amandemen yang sudah bergulir sejak 2014 ini dipandang penting dalam pembangunan jangka panjang dalam bidang sosial, budaya, politik, hankam dan implementasi Pancasila.

Zulkifli mengapresiasi dukungan ini. Dalam waktu dekat akan diadakan rapat gabungan mengenai amandemen terbatas itu. Harapannya hasilnya nanti sistem ketatanegaraan Indonesia berjalan sesuai dengan cita-cita reformasi dan demokrasi khas Pancasila.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com