Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pertama Kali, Karya Seni Istana Se-Indonesia Dipamerkan untuk Publik

Kompas.com - 12/07/2016, 14:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, sejumlah karya seni yang menghiasai Istana Kepresidenan seluruh Indonesia akan dibuka ke masyarakat luas. Acara itu bertajuk "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan".

Berdasarkan siaran pers dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (12/7/2016), pameran karya seni bersejarah tersebut akan digelar di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, sepanjang bulan Agustus 2016.

"Akan ditampilkan 28 lukisan terpilih hasil karya 21 pelukis dan sekitar 100 koleksi foto-foto kepresidenan," ujar Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmuddin.

Adapun bertindak sebagai kurator pameran, yakni Mikke Susanto dan Rizky A. Zaelani. Sejumlah lukisan fenomenal yang akan ditampilkan, antara lain lukisan karya Raden Saleh, Affandi, S. Sudjono, Basoeki Abdullah, dan Dullah.

Karya pelukis asing, yakni Rudolf Bonnet dan Diego Rivera, juga turut ditampilkan. Masyarakat juga dapat menikmati lukisan karya tangan proklamator Ir Soekarno yang berjudul Rini. Lukisan itu dibuat pada 1958.

Harus dilestarikan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengapresiasi pameran yang dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia itu. Istana, kata Jokowi, adalah milik rakyat dan alangkah indahnya jika isi Istana dapat dinikmati masyarakat secara luas.

"Karya cipta yang bernilai begitu tinggi ini juga harus dilestarikan," ujar Jokowi.

Pameran ini juga merupakan wujud pertanggungjawaban Istana Kepresidenan yang mendapatkan amanah untuk merawat koleksi terbaik.

"Saya ingin lukisan-lukisan ini tetap abadi dan terus-menerus bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia," lanjut dia.

Istana Kepresidenan di Indonesia berlokasi di empat titik, yakni Jakarta, Bogor, Cipanas, Yogyakarta dan Bali.

Di keempat titik itu, tersimpan lebih dari 3.000 lukisan yang telah melalui proses kurasi sejak 2009-2010. Di antara karya itu banyak yang menjadi bagian dari tonggak sejarah, tidak hanya karya seni tanah air, melainkan berdirinya Republik Indonesia sendiri.

Koleksi luar biasa ini bermula dari keinginan Presiden Soekarno yang memang dikenal memiliki selera seni tinggi. Kehadiran karya-karya seni itu sendiri juga berkat Soekarno sendiri yang rajin mengumpulkan karya seni dari sanggar seni penjuru dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com