Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sosok Wakil yang Tepat Dampingi Tito Karnavian?

Kompas.com - 17/06/2016, 06:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktisi hukum, Alfons Loemau, mengatakan, seorang kepala Polri berhak memilih siapa yang akan menjadi wakilnya dalam memimpin instansi Polri. Begitu juga dengan calon tunggal kepala Polri Komjen Tito Karnavian.

Lantas, sosok wakil seperti apa yang tepat mendampingi Tito nantinya jika resmi dilantik sebagai kepala Polri?

Alfons mengatakan, pada umumnya, setiap jenderal bintang tiga berhak menduduki posisi itu. Namun, Tito tentu membutuhkan wakil yang dapat menyesuaikan karakternya.

"Misalnya, kalau Buwas (Kepala BNN Budi Waseso) bisa bahaya. Buwas punya gaya reaktif, Tito represif juga," ujar Alfons di Jakarta, Kamis (16/6/2016) malam.

(Baca: Tito Karnavian, Jenderal Bintang Tiga Termuda dengan Segudang Prestasi)

Menurut Alfons, idealnya Tito punya wakil yang memiliki kemampuan persuasif yang memadai dan lebih tenang. Bisa saja Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komjen Putut Eko Bayuseno yang dipilih.

Namun, Putut menegaskan bahwa dirinya adalah generasi masa lalu dan tak menginginkan jabatan lagi.

Kemudian, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Syafruddin juga bisa menjadi calon. Namun, Syafruddin selama ini dianggap sebagai orang kepercayaan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Di antara semuanya, kata Alfons, kemungkinan Wakil Kapolri Komjen Budi Gunawan yang dianggap sosok yang tepat. Selain karena tengah menjabat posisi tersebut, kemampuannya juga tidaklah buruk. Budi juga dianggap tidak meledak-ledak dalam bersikap sehingga tidak menimbulkan kegaduhan.

(Baca: Budi Gunawan Calon Kapolri Terkaya, Hartanya Lebih dari Rp 22,7 M)

"Kalau menurut saya paling potensial BG. Posisi itu sudah dia duduki dan dia tunjukkan loyal sama Badrodin," kata Alfons.

Alfons mengatakan, jika wakil yang dipilih tidak cocok dengan Tito, kegaduhan bisa terjadi.

Biasanya, kata dia, kalau tidak cocok dengan wakil tersebut, teman-teman satu angkatan dari wakilnya itu akan reaktif dan berpotensi menentang kebijakan Tito. Hal ini akan menyebabkan gejolak-gejolak di tubuh Polri sendiri.

Ke depan, Tito diminta tegas membenahi instansinya meski usianya lebih muda dibandingkan jajaran petinggi Polri di sekelilingnya.

"Karena Tito tidak punya beban utang (beban masa lalu), dia bisa lebih tegas menyatakan sikap. Jadi, tidak takut akan diserang," kata Alfons.

Kompas TV Komjen Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com