JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN di Jiexpo, Kemayoran, Minggu (29/5/2016).
Dalam sambutannya, Zulkifli menyinggung soal isu kebangkitan komunisme yang belakangan mengemuka.
Ia pun meminta masyarakat tak meresahkan isu tersebut.
"Saya bilang jangan reaktif. Banyak pekerjaan rumah kita. Presiden bilang kita darurat narkoba, radikalisme, teroris," ujar Zulkifli, Minggu malam.
Masalah negara yang ada di depan mata, kata Zulkifli, adalah mengenai kesenjangan dan keadilan di tanah air.
Ia pun menyinggung hasil survei salah satu media massa yang menyebutkan bahwa ada satu persen warga Indonesia menguasai 50 persen harta di tanah air.
Zulkifli juga menyinggung soal kesenjangan antara Pulau Jawa dan daerah-daerah di luar Jawa.
"Jalan di Pulau Jawa, kota-kota di Jawa luar biasa. Solo tempat presiden kita, segala kenikmatan ada, hotel bintang lima, steak. Semarang, Surabaya, Malang dan sebagainya," kata Ketua MPR RI itu.
"Tapi begitu ke Ambon, Ternate, Maluku Utara. Kapan bisa mengejar Jakarta, Bandung, Solo?" sambung dia.
Zulkifli berpendapat, jika pembagian anggaran masih berbasis pada jumlah penduduk dan luas daratan maka kota-kota di luar Pulau Jawa takkan bisa maju seperti kota-kota besar di Pulau Jawa.
Kesenjangan, menurutnya, adalah ancaman nyata di tanah air. Ia menyebutkan salah satu usaha PAN untuk meminimalisasi kesenjangan adalah dengan memanfaatkan produk Usaha Kecil Menengah, yaitu dengan memesan 3.000 tas dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah untuk acara Rakernas PAN.
"Bapak ibu bupati, gubernur dari PAN kalau pesan, pesan batik, tas, pesan apapun pesan lah kepada usaha kecil kita di daerah agar kesenjangan bisa kita kurangi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.