JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang pernah terjerat persoalan hukum maupun etik, masuk ke dalam daftar sementara pengurus Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Lantas apa kata mantan rival Novanto, Ade Komarudin mengenai hal itu?
"Saya serahkan kepada formatur. Masa formatur tidak tahu mana (orang) yang baik dan buruk?" kata Ade di Kompleks Parlemen, Jumat (27/5/2016).
Di dalam dokumen yang beredar, setidaknya ada empat nama yang dianggap pernah memiliki persoalan.
Mereka adalah Ketua Harian Nurdin Halid (mantan terpidana kasus impor gula ilegal dan impor beras Vietnam), dan Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik Yahya Zaini (skandal video porno).
(Baca: Ini Nama-nama Kontroversial yang Masuk Daftar Sementara Kepengurusan Partai Golkar)
Selanjutnya, Ketua DPP Golkar Bidang Pemuda dan Olahraga Fahd El Fouz (mantan terpidana kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah/DPID), dan Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa Timur Sigit Haryo Wibisono (mantan terpidana kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain).
Selain itu, Ketua Umum Setya Novanto juga diketahui diduga terlibat skandal pencatutan nama Presiden Joko Widodo di dalam pembahasan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
(Baca: Golkar Sebut Tak Ada Masalah Masukkan Mantan Napi Jadi Pengurus Partai)
"Saya yakin formatur tahu mana yang baik," kata dia.
Ade menegaskan, dirinya tak ingin ikut campur di dalam proses penyusunan struktur kepengurusan tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya proses itu kepada Setya Novanto yang juga merangkap sebagai Ketua Tim Formatur tersebut.