Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Minta Masyarakat Tak Sebar Luaskan Paham Komunis

Kompas.com - 10/05/2016, 21:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian RI mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ideologi komunis di Indonesia, sekalipun dalam bentuk simbol ataupun atribut, karena dianggap dapat meresahkan masyarakat.

"Kepada mereka yang menjual, mengarah berkaitan perluasan di ruang publik terhadap paham yang berkaitan dengan ajaran komunisme, yang tidak sejalan dengan nilai berbangsa, harus menyadari. Jangan memaksakan karena bisa mengganggu ketentraman masyarakat kita," ujar Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Boy mengatakan, komunisme dilarang dalam hukum di Indonesia. Polisi sempat mengamankan pemilik dan pegawai toko yang menjual baju bergambar palu dan arit di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Menurut Boy, penertiban dilakukan untuk melihat apakah perbuatan mereka terbukti melawan hukum atau tidak.

(Baca: Mendagri Minta Aparat Cari Otak di Balik Beredarnya Lambang PKI)

"Secara realita hukum, negara kita punya aturan yang mengatur, artinya jangan sampai tindakan-tindakan tersebut memprovokasi masyarakat lainnya karena ini bisa mengakibatkan timbulnya konflik horizontal," kata Boy.

Boy tidak ingin masyarakat menyalahartikan pelarangan paham komunisme sebagai suatu pengekangan kebebasan berekspresi. Menurut dia, kebebasan pun ada yang membatasi, yakni undang-undang.

"Kami tetap mengingatkan kepada masyarakat bahwa kebebasan yang kita miliki harus dimaknai bukan sebagai yang bebas sebebas-bebasnya, tetapi bebas yang menghormati aturan hukum yang ada," kata Boy.

(Baca: Saat Kaus Band Metal Dikira Lambang Palu Arit PKI)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly sebelumnya mengatakan, ideologi komunis sudah tidak bisa diterima di Indonesia. Menurut dia, pelarangan kepada masyarakat dari tindakan mempergunakan berbagai simbol palu dan arit menyilang saat ini merupakan hal yang wajar.

"Itu sudah keputusan MPR dan secara ideologis (PKI) tidak bisa ada lagi di Indonesia," ujar Yasonna.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, penyebaran atribut PKI harus segera ditertibkan. Dia telah berkonsultasi dengan empat pakar hukum terkait penindakan. Menurut dia, penyebaran atribut PKI dapat membahayakan keutuhan bangsa.

Kompas TV Pemerintah Bahas Sejarah G20S
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com