Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Tiba di Solo, Ketua MPR Sampaikan Keresahan Soal Bangsa ke Pimpinan Ahbabul Mustofa

Kompas.com - 10/05/2016, 13:41 WIB
advertorial

Penulis

Agenda Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) untuk merajut kebhinnekaan dalam Safari Kebangsaan, Merajut Kebhinnekaan masih terus berlanjut. Usai bertandang ke Banten, Cirebon dan Purwakarta, kini Ketua MPR Zulkifli Hasan mengunjungi Solo, Jawa Tengah.

Setibanya di Solo, Zulkifli bertemu dan bersilaturahmi dengan Pimpinan Ahbabul Mustofa Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di Gedung Bustanul Asyiqin, Solo, Selasa (10/5).

Pada kesempatan itu, Zulkifli  menyampaikan keresahannya terhadap kondisi bangsa, sekaligus harapannya kepada berbagai kalangan masyarakat untuk membantu merajut kembali kebhinekaan.

Zulkifli mengatakan bangsa ini sedang alami darurat narkoba, miras, dan pornografi.

"Turunan dari semua darurat ini adalah tindak kejahatan. Karena semua orang yang telah terjerumus ke dalamnya akan kehilangan akal sehatnya," kata Zulkifli kepada Habib Syech.

Zulkifli mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis Indonesia sebagai negara pengedar narkoba nomor 1 di Asia Tenggara. Kondisi ini, menurutnya, tidak dapat diurai oleh polisi saja. Masyarakat perlu turun tangan.

"40-50 orang meninggal setiap hari. Tidak mungkin ini dikerjakan oleh polisi saja tapi harus semuanya melawan. Maka kita safari kebangsaan, untuk berantas semuanya," tutur ia.

Menurut Habib Syech segala darurat bangsa, mulai dari narkoba, pornografi, sampai segala bentuk kekerasan dan hilangnya perdamaian hanya dapat teratasi bila seluruh pihak dapat mendeteksi dari akarnya.

"Bangsa kita sudah capek, jenuh hidup seperti ini terus. Yang di atas ribut, yang bawah masih bingung sendiri mencari makan. Akhirnya mereka mencari jalan pintas, mungkin dengan narkoba," tutur Habib Syech.

Solusinya, semua kalangan, baik pejabat negara dan rakyat, harus bergerak.

"Dahulukan Anda membantu masyarakat, jangan menanti pemerintah membantu masyarakat. Karena Anda yang paling dekat dengan masyarakat," ujar Habib Syech.

Ia memandang merajut kebhinnekaan merupakan hal yang penting. Bahkan, jamaah Ahbabul Mustofa sudah melalukannya belasan tahun yang lalu.

"Sebenarnya merajut kebhinnekaan sudah kami lakukan 15-16 tahun yang lalu. Namun mungkin pemerintah baru menyadari pentingnya hal ini," kata ia.

Dirinya mengaku bersedia untuk turut mengumandangkan Safari Kebangsaan, Merajut Kebhinnekaan. Senada dengan Zulkifli, memecahkan masalah darurat bangsa tak bisa dilakukan satu pihak saja, melainkan seluruh masyarakat.

"Indonesia milik kita bersama, bukan milik pejabat, MPR, DPR, tetapi ini milik bersama," ujar Habib Syech. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com