Agenda Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) untuk merajut kebhinnekaan dalam Safari Kebangsaan, Merajut Kebhinnekaan masih terus berlanjut. Usai bertandang ke Banten, Cirebon dan Purwakarta, kini Ketua MPR Zulkifli Hasan mengunjungi Solo, Jawa Tengah.
Setibanya di Solo, Zulkifli bertemu dan bersilaturahmi dengan Pimpinan Ahbabul Mustofa Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf di Gedung Bustanul Asyiqin, Solo, Selasa (10/5).
Pada kesempatan itu, Zulkifli menyampaikan keresahannya terhadap kondisi bangsa, sekaligus harapannya kepada berbagai kalangan masyarakat untuk membantu merajut kembali kebhinekaan.
Zulkifli mengatakan bangsa ini sedang alami darurat narkoba, miras, dan pornografi.
"Turunan dari semua darurat ini adalah tindak kejahatan. Karena semua orang yang telah terjerumus ke dalamnya akan kehilangan akal sehatnya," kata Zulkifli kepada Habib Syech.
Zulkifli mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis Indonesia sebagai negara pengedar narkoba nomor 1 di Asia Tenggara. Kondisi ini, menurutnya, tidak dapat diurai oleh polisi saja. Masyarakat perlu turun tangan.
"40-50 orang meninggal setiap hari. Tidak mungkin ini dikerjakan oleh polisi saja tapi harus semuanya melawan. Maka kita safari kebangsaan, untuk berantas semuanya," tutur ia.
Menurut Habib Syech segala darurat bangsa, mulai dari narkoba, pornografi, sampai segala bentuk kekerasan dan hilangnya perdamaian hanya dapat teratasi bila seluruh pihak dapat mendeteksi dari akarnya.
"Bangsa kita sudah capek, jenuh hidup seperti ini terus. Yang di atas ribut, yang bawah masih bingung sendiri mencari makan. Akhirnya mereka mencari jalan pintas, mungkin dengan narkoba," tutur Habib Syech.
Solusinya, semua kalangan, baik pejabat negara dan rakyat, harus bergerak.
"Dahulukan Anda membantu masyarakat, jangan menanti pemerintah membantu masyarakat. Karena Anda yang paling dekat dengan masyarakat," ujar Habib Syech.
Ia memandang merajut kebhinnekaan merupakan hal yang penting. Bahkan, jamaah Ahbabul Mustofa sudah melalukannya belasan tahun yang lalu.
"Sebenarnya merajut kebhinnekaan sudah kami lakukan 15-16 tahun yang lalu. Namun mungkin pemerintah baru menyadari pentingnya hal ini," kata ia.
Dirinya mengaku bersedia untuk turut mengumandangkan Safari Kebangsaan, Merajut Kebhinnekaan. Senada dengan Zulkifli, memecahkan masalah darurat bangsa tak bisa dilakukan satu pihak saja, melainkan seluruh masyarakat.
"Indonesia milik kita bersama, bukan milik pejabat, MPR, DPR, tetapi ini milik bersama," ujar Habib Syech. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.