Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Indonesia Menganut Sistem Parlementer, Perdana Menteri Pasti dari Partai Golkar"

Kompas.com - 07/05/2016, 12:12 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-reformasi hingga saat ini, Partai Golkar belum berhasil menempatkan kadernya duduk di kursi tertinggi pemerintahan. Bahkan, semua calon presiden yang didukung Golkar selalu mengalami kekalahan.

Hal itu dikatakan pengamat politik dari Poltracking Institute Hanta Yuda saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Akhirnya Golkar Bisa Gelar Munaslub" di Jakarta, Sabtu (7/5/2016). Meski belum berhasil, bukan berarti keberadaan Golkar dikesampingkan pemerintah.

"Golkar ini partai parlemen. Dan dia selalu menang di parlemen, ibaratnya seperti pendulum politik. Kalau Indonesia menerapkan sistem parlementer, saya kira perdana menterinya pasti akan dari Golkar karena kelihaiannya dalam politik," kata Hanta.

Hal tersebut juga diamini oleh peneliti Formappi, Sebastian Salang. Menurut dia, dinamika politik di tubuh Golkar selalu menarik untuk diikuti oleh pemerintahan. Sebab, pemerintah membutuhkan bantuan parlemen untuk mengegolkan program kerja mereka.

"Golkar menjadi sangat seksi karena kemampuan Golkar dalam mengonsolidasi agenda apa pun. Meski pasca-reformasi disebut belum ada presiden dari Golkar, tapi sadar atau tidak siapa pun presidennya, tetap punya kepentingan dengan Golkar," ujarnya. (Baca: Akbar Tandjung Sebut Pemimpin Tanpa Cela Jadi Syarat Utama Ketum Golkar)

Kendati demikian, tak hanya pemerintah yang memiliki kepentingan dengan Golkar, partai berlambang pohon beringin itu juga memiliki kepentingan dengan pemerintah. Selama lebih dari 30 tahun menjadi partai penguasa, Golkar memiliki image yang kental sebagai partai pemerintah. Sulit bagi Golkar untuk lepas dari ranah kekuasaan.

"Apakah (kedekatan itu memberikan) keuntungan bagi parpol tersebut, atau hanya bagi ketua umumnya, itu hanya Golkar yang tahu," kata dia.

Kompas TV Ada "Perang Sumbangan" di Golkar?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com