Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung: Ketimbang Iuran Rp 1 Miliar, Cari Lokasi Munaslub yang Lebih Murah

Kompas.com - 05/05/2016, 21:23 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tandjung menganggap, sebaiknya panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa bisa menekan biaya untuk kegiatan tersebut.

Salah satunya dengan mencari lokasi munas yang lebih dekat dan murah. Hal tersebut lebih baik ketimbang mewajibkan setiap calon ketua umum Partai Golkar membayar iuran Rp 1 miliar.

"Lokasi munas dan anggaran munas dibicarakan lagi. Kita cari tempat yang biasanya relatif murah, misal asrama haji, mungkin di Jatim, Jateng, lalu di Jakarta. Dari segi biaya kan bisa dikurangi," ujar Akbar saat berbincang dengan wartawan di kediamannya, Kamis (5/5/2016) malam.

Sejak awal Akbar Tandjung menentang skema iuran tersebut. Ia tidak ingin seluruh kegiatan Golkar selalu dikaitkan dengan urusan uang.

Terlebih lagi setelah munculnya larangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi soal iuran Rp 1 miliar untuk para calon ketua umum.

"Alangkah tidak baiknya citra Golkar di mata publik kalau terus uang, uang, uang," kata mantan ketua DPR itu.

Jika memang anggarannya kurang, kata Akbar, lebih baik dibicarakan kembali dengan kader dan Dewan Pertimbangan. Semestinya panitia mengungkapkan kesulitannya agar diperoleh jalan keluar soal anggaran.

"Saya tidak bisa terima alasan tidak ada anggaran. Kumpulkan sesuai kemampuan masing-masing. Kita urunan, cari tempat dengan biaya lebih murah," kata Akbar.

Menurut Akbar, syarat tersebut juga bisa mengeliminasi kandidat yang sebenarnya layak mencalonkan diri.

Padahal, kata Akbar, yang dicari dalam munaslub adalah sosok ketua umum partai yang dapat diterima dengan baik di jajaran partai, rekam jejaknya baik, loyal, dan mengutamakan kepentingan partai.

"Tentu kita cari orang yang memiliki kapasitas, kapabilitas, pengalaman organisasi cukup, dan betul-betul memiliki komitmen kuat membangun partai," kata Akbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com