JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Steering Committee Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, Nurdin Halid, menuturkan, dana yang dihabiskan untuk penyelenggaraan Munaslub Golkar diperkirakan mencapai Rp 85 miliar.
Biaya terbesar adalah untuk alokasi uang saku peserta.
"Yang jadi sumber money politic selama ini uang saku. Mereka membungkus dirinya dengan uang transpor, akomodasi, dan uang saku," ujar Nurdin di sela-sela rapat panitia munaslub di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (20/4/2016).
Adapun saat ditanyakan tentang rincian biaya uang saku tersebut, Nurdin memaparkan, DPD I akan mendapatkan Rp 100 juta per DPD untuk delegasi tujuh peserta dan 10-20 peninjau.
(Baca: Rekomendasi SC, Bakal Calon Ketum Golkar Diminta Setor Rp 5 Miliar-Rp 10 Miliar)
Sementara itu, DPD II akan mendapatkan Rp 25 juta per DPD untuk lima peserta delegasi.
"Filosofinya untuk menangkal money politic," imbuhnya.
Penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar kembali diundur. Mundurnya penyelenggaraan disinyalir akibat belum rampungnya konsolidasi internal partai berlambang pohon beringin itu.
Semula, penyelenggaraan Munaslub Golkar dijadwalkan akan dilangsungkan pada 7-8 Mei 2016 di Bali.
(Baca: Ini Jawaban Panitia SC soal Terus Mundurnya Munaslub Golkar)
Kemudian, panitia pengarah memutuskan untuk menundanya hingga 17 Mei lantaran belum menerima surat keputusan Menkumham terkait pengesahan pengurus DPP Partai Golkar hasil rekonsiliasi.
Belakangan, penyelenggaraan Munaslub Golkar kembali diundur menjadi 25 Mei dengan alasan yang sama.