Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sarawak Janji Daftarkan Seluruh Tenaga Kerja Indonesia

Kompas.com - 06/04/2016, 06:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

KUCHING, KOMPAS.com - Pemerintah Sarawak janji akan mendaftarkan seluruh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya TKI ilegal.

Menteri Perencanaan Sumber dan Alam Sekitar II, Menteri Kemudahan Awam, dan Menteri Pembangunan Perindustrian Sarawak Datuk Amar Awang Tengah Ali Hasan mengatakan pihaknya fokus menangani hal ini, karena membutuhkan TKI.

"Jika tidak ada fokus dalam penanganan (TKI) ini, tidak ada pembangunan. Sehingga kami pastikam semua pekerja didata," kata Datuk Amar saat bertemu Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, di Kuching, Sarawak, Malaysia, Selasa (5/4/2016).

Melalui pendataan itu, nantinya para TKI akan mendapat jaminan hukum. Kemudian mereka juga akan mendapat perlindungan negara.

Tak hanya itu, nantinya para pengusaha dan tuan rumah bisa menggaji mereka dengan upah yang layak.

"Kami tidak mau majikan mengambil kesempatan. Kami memastikan majikan yang membutuhkan tenaga kerja mesti mendaftar terlebih dahulu, karena penting menjaga kepentingan pekerja itu," kata Datuk Amar.

Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Sumber dan Alam Sekitar II, Kemudahan Awam, dan Pembangunan Perindustrian Sarawak, jumlah tenaga kerja Indonesia yang terdaftar sebanyak 141.804 orang.

Sementara TKI yang ilegal atau tidak terdaftar jumlahnya mencapai 250.000 orang. Para TKI di Sarawak kebanyakan bekerja pada sektor peladangan dan pertanian, serta pembinaan konstruksi industri.

Pada kesempatan yang sama, Oesman menyebut tenaga kerja yang bekerja di Sarawak banyak berasal dari Kalimantan. Berbagai pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan diyakini lebih mendorong kerja sama antara pemerintah Kalimantan dengan Sarawak.

"Ini menjadi cambuk bagi Provinsi Kalimantan Barat, bagaimana menanamkan sistem ke depan dan strategi structure untuk membangun wilayah perbatasan ini," kata Oesman.

Selain itu, ia mengimbau pemerintah agar tidak menampung TKI ilegal. Seluruh TKI harus resmi terdaftar. Pemerintah juga diminta mengingatkan para pengusaha setempat untuk tidak mempekerjakan TKI ilegal.

"Saran paling akurat adalah dengan melarang pemerintah menggunakan tenaga kerja ilegal, namun sama-sama menunjang pekerja terkait urusan perizinannya. Pekerja ilegal ini rawan disalahgunakan oleh yang menggunakan jasanya, dan yang akan dirugikan adalah rakyat itu sendiri," kata Oesman.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com