MALANG, KOMPAS.com - Persaingan dari mulai berlakunya perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi perhatian khusus bagi Presiden Joko Widodo, saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-70 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu (26/4/2016). Menurut Presiden, keluarga punya peran kunci untuk itu.
Dalam puncak peringatan yang dilaksanakan di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur, tersebut, Preiden menyatakan persaingan saat ini tidak lagi antar-individu. Kehadiran MEA, kata Presiden, menjadikann persaingan sudah menjadi antar-negara.
"Untuk memenangi pesaingan ini, (kita) harus mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang optimistis," ujar Presiden.
Presiden mengingatkan, MEA baru melibatkan 11 negara dalam lingkup ASEAN. Bayangkan, ujar Presiden, bila kesepakatan perdagangan bebas ini diikuti pula oleh blok negara lainnya. "Persaingan akan ketat sekali," tegas dia.
Untuk itu, Presiden meminta seluruh masyarakat Indonesia, terutama jemaah peserta Harlah Muslimat NU, menjaga SDM mulai dari organisasi masyarakat terkecil, yaitu keluarga.
"Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak," ungkap Presiden.
Oleh sebab itu, dimulai dari ibu dan keluarga yang bisa menanamkan pendidikan agama sejak dini. Hal itu bisa menjadi benteng bagi anak-anak terhindar dari radikalisme dan ancaman bahaya narkoba.
"Indonesia sedang darurat narkoba, makanya jaga anak-anak kita dengan baik," tegas Presiden.
Dengan menjaga keluarga dari hal-hal negatif, kata Presiden, Indonesia akan mempunyai SDM yang siap bersaing dengan dunia. "Menjaga ketahanan keluarga itu penting," tegas dia.
Selain Presiden, hadir pula dalam peringatan ini Ketua Umum Muslimat NU yang juga adalah Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa; Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden menyampaikan apresiasi atas deklarasi Laskar Anti-Narkoba dalam peringatan harlah ini.
"Saya apresiasi organisasi ini (Muslimat NU) dengan cepat tanggap dalam antinarkoba," ujar Presiden. Saat ini, sebut Presiden, 30-50 anak Indonesia meninggal setiap hari karena narkoba.
"Saya yakin para jemaah membentengi anak-anak dan masyarakat," ujar Presiden.
Selama 70 tahun kehadirannya, kata Presiden, Muslimat NU sudah berperan penting bagi bangsa dan negara. Selain membentuki Laskar Anti-Narkoba, ada pula kegiatan-kegiatan sosial lain antara lain di bidang pendidikan usia dini, koperasi, dan lembaga agama.
Muslimat NU merupakan organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan untuk para perempuan, sebagai salah satu sayap organisasi NU.
Lahir pada 29 Maret 1946, Muslimat NU bertujuan mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia melalui bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dakwah, dan sosial.
Muslimat NU tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan tercatat memiliki 554 cabang di tingkat kabupaten kota serta 5.222 anak cabang di tingkat kecamatan. Adapun di tingkat desa atau kelurahan, tercatat ada lebih dari 36.000 kepengurusan ranting.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.