Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Fokus Kejar Teroris daripada Kabulkan Permintaan BIN

Kompas.com - 02/03/2016, 16:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Hingga saat ini, pemerintah belum bisa memutuskan apakah usulan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso terkait pemberian kewenangan interogasi akan diterima atau tidak.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sampai saat ini dirinya belum bisa memberikan jawaban apakah kewenangan tersebut akan disetujui atau tidak oleh Presiden Jokowi.

Menurut dia, usulan tersebut masih harus dibicarakan dengan pihak-pihak terkait dan perlu dikaji lebih mendalam sebelum akhirnya diputuskan.

"Ya, kita lihat nanti. Saya juga harus melihat (pendapat) DPR," kata Luhut, di Pekanbaru, Rabu (2/3/2016).

Ia juga menegaskan, saat ini pemerintah masih berfokus pada upaya pengejaran pelaku-pelaku teror di daerah dan penguatan koordinasi antara lembaga pemberantasan terorisme. Usulan kewenangan interogasi belum menjadi fokus perhatian pemerintah untuk dibicarakan.

(Baca: Kepala BIN Kini Minta Kewenangan Interogasi Terduga Teroris)

"Kita selesaikan satu-satu dululah, terorisnya diselesaikan dulu. Tapi saya kira koordinasi makin baik, polisi dan TNI. Tadi di Poso juga ada kemajuan soal pengejaran teroris kelompok Santoso," ujar Luhut.

Sebelumnya, permintaan kewenangan interogasi disampaikan Kepala BIN Sutiyoso saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/2/2016). Sutiyoso berharap kewenangan ini bisa diatur dalam revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Anti-Terorisme yang akan segera dibahas oleh DPR dan pemerintah.

"Untuk mendalami sebuah informasi, kami kan perlu memanggil orang. Itu saja," kata Sutiyoso seusai rapat tertutup.

(Baca: Imparsial: BIN Tinggal Minta Info dari Polisi, Tak Perlu Interogasi)

Namun, usulan kewenangan interogasi mendapat kritik dari sejumlah pegiat masyarakat sipil. Wakil Koordinator Kontras, Puri Kencana Putri, mengatakan, kewenangan tersebut berpotensi memicu tumpang tindih kewenangan yang selama ini berada di bawah kepolisian.

Selain itu, Puri khawatir ke depannya akan ada praktik interogasi hitam yang tidak pernah diakui oleh BIN. Pasalnya, BIN selalu merahasiakan semua upaya, pekerjaan, kegiatan, sasaran, ataupun informasi yang berkaitan dengan fungsi dan aktivitas intelijen.

"Dalam konteks ini tentu saja ada hak-hak sipil yang potensial dilanggar apabila praktik ini akhirnya diadopsi berdasarkan UU," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Mabes Polri Turun Tangan

Nasional
Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

Nasional
Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com