Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat dengan Komisi III, Kejagung Laporkan Sejumlah Kasus Menonjol

Kompas.com - 19/01/2016, 13:34 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan Kejaksaan Agung, Selasa (19/1/2016).

Dalam RDP itu, Jaksa Agung M Prasetyo melaporkan sejumlah kasus menonjol yang ditangani Kejagung sepanjang 2015.

"Ada sejumlah kasus menonjol yang kami tangani baik di pidum maupun pidsus," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Untuk pidana umum, kata politisi Partai Nasdem itu, beberapa yang menonjol di antaranya kasus Novel Baswedan, laporan hakim Sarpin Rizaldi terhadap mantan komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Syahuri dan Suparman Marzuki, serta kasus pembunuhan Angeline.

Selain itu, kasus yang menimpa dua mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, kasus dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo yang dilakukan Yulianus Paonganan, serta kasus Obor Rakyat.

"Selama ini kasus ini di hold, tapi sekarang akan kita limpahkan ke pengadilan. Indikasinya melibatkan nama seseorang yang terlibat kasus pemufakatan jahat, dari sisi pendanaan maupun percetakan," ujar dia.

Untuk pidana khusus, kata Prasetyo, yang mendapat perhatian di antaranya kasus dugaan pemufakatan jahat atas permintaan saham terhadap PT Freeport Indonesia, kasus dugaan korupsi di TVRI yang melibatkan pelawak Mandra, serta kasus Bansos Sumut.

"Untuk Bansos Sumut yang melibatkan Kepala Kesbangpol akan segera kita limpahkan ke pengadilan. Sedangkan untuk Gatot Pudjo sedang diproses," kata dia.

Kasus lain yang cukup menonjol, lanjut dia, seperti kasus Victoria Sekuritas, kasus pembangunan 21 Gardu Induk PLN, dan kasus Mobile 8.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com