Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jadi Pembina Organisasi Gafatar, Bibit Samad Merasa Tertipu

Kompas.com - 13/01/2016, 15:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Riyanto mengaku sempat menjadi Ketua Dewan Pembina Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pada tahun 2013.

Bibit mengatakan, setelah dua tahun bergabung, dia mengetahui bahwa Gafatar menyimpang dari pemahaman yang selama ini dia ketahui.

"Awalnya, aku enggak ingin bergabung. Mereka menawarkan dan menunjukkan kegiatan mereka. Itu positif menurut saya," ujar Bibit saat dihubungi, Rabu (13/1/2016).

Bibit mengatakan, yang dia ketahui dari organisasi itu ialah kegiatan sosialnya untuk membantu orang susah, korban bencana alam, program kebersihan, dan kemandirian pangan.

(Baca: MUI: Moshaddeq yang Merupakan Nabi Palsu Tercatat sebagai Pembina Gafatar)

Bahkan, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang ditunjukkan pengurus Gafatar saat itu pun tak tercantum ada kecenderungan pada politik atau agama tertentu.

Kemudian, baru sekitar akhir 2014, Bibit mendengar isu miring mengenai Gafatar. Ia mendapatkan informasi di daerah bahwa organisasi tersebut tidak mewajibkan shalat bagi anggotanya. Saat itu, kecurigaan Bibit mengenai Gafatar mulai muncul.

Setelah itu, pengurus Gafatar menemui Bibit dan ingin "meminang" Bibit menjadi kadernya.

(Baca: Di Depan Ganjar, Pengurus Gafatar Sebut Ahmad Mussadeq sebagai Sesepuh)

"Dia cerita bahwa itu tadi, dia bekerja atas petunjuk 'Messiah'. Messiah siapa itu? Saya pikir kan Messiah zaman dulu, Yesus jadi Messiah," kata Bibit.

Bibit langsung merasa keyakinan Gafatar dan dirinya berbeda. Ia pun ingin dipertemukan dengan Messiah yang dimaksud itu.

Sebelum bertemu dengan pimpinan Gafatar, Bibit mencari data melalui internet mengenai Gafatar. Ternyata, organisasi tersebut belum terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

(Baca: Inilah Pengakuan Seorang Pengusaha Mantan Donatur Gafatar)

Tak hanya itu, Bibit mendapatkan informasi bahwa beberapa pengurusnya terlibat aliran Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah.

"Aku carinya Al Qaeda itu apa di Google. Saya download semua, ternyata aliran terlarang yang pernah dihukum negara tahun 2009," kata Bibit.

Bibit langsung menyiapkan surat pengunduran diri. Kemudian, pada 3 Januari 2015, Bibit dipertemukan dengan "Messiah" yang diyakini oleh organisasi Gafatar.

Tanpa basa-basi, Bibit langsung menyerahkan surat tersebut dan meninggalkan pimpinan Gafatar.

"Sejak saat itu, saya tidak memonitor lagi. Ternyata, itu enggak cocok saja dengan keinginan saya. Saya enggak mau masuk dalam aliran apa pun," kata Bibit.

Kompas TV 2 Bulan Pergi, PNS Diduga Ikut Gafatar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com