Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Disarankan Ambil Alih Kasus Setya Novanto Agar Tak "Masuk Angin"

Kompas.com - 03/12/2015, 17:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, berpendapat agar perkara dugaan korupsi melalui permufakatan jahat yang dilakukan Ketua DPR RI Setya Novanto tidak diusut Kejaksaan Agung.

Fickar lebih memilih kasus ini diambil alih oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Lebih baik kasus Setya Novanto ini diambil atau disupervisikan ke KPK saja, agar pengusutan perkara ini tidak 'masuk angin'," ujar Fickar kepada Kompas.com, Kamis (3/12/2015).

Menurut Fickar, pengusutan sebuah perkara bisa "masuk angin" atau terjadi penyimpangan di lembaga penegak hukum mana saja, termasuk KPK.

Namun, jika dilihat dari rekam jejak sekaligus kultur kerja lembaga penegak hukum, Fickar melihat hanya KPK yang mumpuni mengusut perkara yang melibatkan Novanto itu.

Di sisi lain, KPK pun diharapkan proaktif menyelidiki perkara tersebut.

Apalagi, menurut Fickar, dalam persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Rabu hingga Kamis ini, unsur korupsi sudah terlihat jelas.

Hal itu sudah dapat dijadikan alat bukti oleh penyidik KPK.

"Apalagi, keterangan saksi Maroef Sjamsoeddin, arah pengkondisian permintaan saham sepertinya sudah cukup jelas. Ini sudah bisa jadi modal KPK menindaklanjuti perkara ini," ujar Fickar.

Meski demikian, Fickar tetap mengapresiasi langkah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus yang telah memulai pengumpulan bahan keterangan atas perkara tersebut.

Diberitakan, sidang MKD tentang dugaan pelanggaran etika Novanto dilanjutkan, Kamis ini.

Presiden Direktur PT Freeport Marsekal Muda TNI (Purn) Maroef Sjamsoeddin dihadirkan menjadi saksi.

Dalam kesaksiannya, Maroef mengaku sudah ada pembicaraan yang tidak etis yang dilakukan Setya dan Riza.

Salah satunya adalah soal permintaan saham untuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Setya dan Riza juga berusaha meyakinkan Maroef bahwa kontrak Freeport Indonesia akan dilanjutkan pemerintah. Maroef menyebut, pembicaraan itu sangat tidak etis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com