"Kalau 2019 belum ada munas, hancur Golkar nanti," kata Try di Kantor Forum Komunikasi TNI, Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2015).
Try mengungkapkan, untuk konflik internal partai berlambang pohon beringin ini, jalur hukum bukanlah suatu solusi. Maka dari itu, munas yang digelar sebagai islah harus dijalankan sesuai ideologi dan struktur Partai Golkar.
Untuk melaksanakan munas ini, Try menuturkan, panitia haruslah tokoh-tokoh baru yang netral dan tidak berasal dari kubu mana pun. Panitia munas juga harus orang yang idealis dan memiliki pengabdian tinggi. (Baca: Ade Komarudin: Hari Ulang Tahun Golkar, Semoga Jadi Momentum "Move On")
Mantan Wakil Presiden RI ini menambahkan, konflik internal Partai Golkar harus diselesaikan betul-betul dengan bernapaskan Pancasila sebagai jati diri bangsa. (Baca: Usai Pilkada, Menkumham Akan Cabut SK Golkar Kubu Agung Laksono)
"Orang Pancasila itu pasti persaudaraannya tinggi, gotong royongnya tinggi. Kalau berkelahi, bukan orang Pancasila," tutur Try.