JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai salah satu tokoh senior yang didengarkan dalam Koalisi Merah Putih, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diharapkan mampu mendorong pengungkapan kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.
Di dalam kasus ini, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dilaporkan melakukan tindakan tidak terpuji oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Sudirman Said.
Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, menilai, tata cara pemeriksaan MKD saat ini cenderung mengarah pada persidangan yang tidak obyektif dan terlihat melindungi Novanto.
Maka dari itu, Prabowo diingatkan akan janji kampanyenya dulu untuk menghilangkan kebocoran keuangan negara. (Baca: Sudirman Said: Kita Berharap MKD Dengarkan Suara Masyarakat)
Menurut Ray, pencatutan nama Presiden ke PT Freeport Indonesia juga berpotensi membocorkan uang negara jika akhirnya tidak terungkap ke publik. (Baca:
Sidang Kasus Setya Novanto Disepakati Berlangsung Terbuka)
"Kita berharap Pak Prabowo sama-sama kita berdiri ke depan, seperti janji Anda saat kampanye, untuk mencegah terjadinya kebocoran keuangan negara melalui permintaan saham Presiden sebagai janji. Segera periksa Saudara SN, buat sidangnya secara terbuka, dan buat panel supaya hasilnya obyektif," ucap Ray di Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Ia menilai, selain sebagai ketua umum, Prabowo juga merupakan tokoh yang dituakan di Koalisi Merah Putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.