Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ingin Adhi Karya Kembali Masuk Pusaran Korupsi, Fadjroel Gandeng KPK

Kompas.com - 13/11/2015, 11:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rahman mengaku ingin memulihkan integritas Adhi Karya yang sempat berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus korupsi.

Oleh karena itu, selain menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK, ia juga bertukar pikiran agar PT Adhi Karya bersih dan jauh dari tindak pidana korupsi.

"Makanya kita minta ke KPK bagaimana caranya supaya kita terhindar dari yang terjadi di masa lalu. Kami ingin ingatkan masa lalu adalah kesalahan dan ke depan jadi pembelajaran," ujar Fadjroel di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/11/2015).

Fadjroel mengatakan, saat ini di PT Adhi Karya memiliki Komite Audit dan Komite Risiko untuk mengontrol dugaan penyalahan etik dan risiko melakukan korupsi dan gratifikasi. (baca: Jadi Komisaris Utama BUMN, Fadjroel Laporkan Harta Kekayaannya ke KPK)

Menurut dia, upaya pencegahan di perusahaannya harus dilakukan dengan ketat sehingga butuh kerja sama dengan KPK.

"Kami harap ada deteksi dini di AK sehingga kami tidak terlibat problem seperti dulu. Saya masuk supaya menjalankan program sehat, bersih," kata Fadjroel.

Fadjroel menilai, selama menjadi aktivis antikorupsi sebelumnya, dia tidak melihat adanya efek jera terhadap koruptor meski sudah banyak terpidana yang dijatuhkan hukuman berat.

Oleh karena itu, Fadjroel ingin bekerjasama dengan KPK dalam sektor pengadaan barang jasa serta keterlibatan dalam tender harus mengikuti peraturan yang berlaku.

"Karena itu pesan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) ketika saya diminta menjadi komisaris utama di Adhi Karya. Beliau mengatakan 'tolong jalankan prinsip bersih, good governance, dan upayakan BUMN bisa untung dan menjalankan itu'," kata dia.

PT Adhi Karya sempat diseret dalam kaaus dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Jawa Barat.

Dalam kasus ini, KPK menjerat mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya saat itu, Teuku Bagus Mohammad Noor bersama dengan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan sejumlah pihak lainnya sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com