Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Agama Tak Kunjung Usai, Rezim Jokowi Dipertaruhkan

Kompas.com - 11/11/2015, 14:15 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos menilai, pemerintah seakan tidak mampu memberikan solusi permasalahan intoleransi agama yang marak terjadi di Indonesia. Hal tersebut, dilihat dari langkah pemerintah yang lambat dalam menyelesaikan kasus GKI Yasmin.

Menurut Bonar, GKI Yasmin adalah ikon dari kasus intoleransi agama yang terjadi di Indonesia.

Sehingga saat pemerintah berhasil menyelesaikan masalah tersebut, maka pola penyelesaiannya bisa menjadi menjadi model di daerah lain. (Baca: GKI Yasmin Terancam Dibongkar Satpol PP Bogor )

"Kami terus mendorong supaya dicari penyelesaian ini. Kalau pemerintah tidak mampu mencari penyelesaian, kredibilitas dari rezim Jokowi juga akan merosot," tutur Bona di Kantor LBH Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Ia menganggap, pemerintahan Jokowi cenderung gagap dalam menyelesaikan persoalan Hak Asasi Manusia dan kebebasan beragama. (Baca: "Kalau Bukan ke Jokowi, kepada Siapa Lagi Kami Harus Berharap?" )

Bonar pun menyinggung beberapa konflik agama seperti yang terjadi di Rembang tentang pembakaran padepokan yang mengatasnamakan forum umat islam, konflik pembongkaran gereja di Aceh Singkil, hingga penolakan pembangunan rumah ibadah di Manokwari.

Langkah untuk merelokasi GKI Yasmin, menurut Bonar, jelas bukan solusi yang tepat. (Baca: Yenny Wahid: Ada Banyak Cara Rekatkan Perbedaan )

Kecewa dengan Bima Arya

Ia pun meminta pemerintah untuk mengkonfirmasi kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya. Dalam kasus GKI Yasmin, Bima dinlai justru melanggar hak kebebasan beragama.

Bentuk pelanggaran dilakukan Bima dengan melarang perayaan Asyura bagi kelompok Syiah. (Baca: Bima Arya Ungkap Alasan Terbitkan Larangan Perayaan Kelompok Syiah )

Selain itu, Bima juga mencoba merelokasi GKI Yasmin tanpa melibatkan partisipasi dari korban relokasi itu sendiri.

"Asas sebuah tata kelola pemerintah yang baik, transparan dan partisipatif saja sudah dilanggar. Jangankan soal hak kebebasan beragama," kata Bonar. (Baca: Diberikan Janji Kosong, Jemaat GKI Yasmin Kecewa dengan Bima Arya )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com