Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat ke Jokowi, WNI di AS Merasa Malu karena Indonesia Jadi Sumber Asap

Kompas.com - 26/10/2015, 12:13 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat berharap agar Presiden Joko Widodo segera mengatasi permasalahan kabut asap di Tanah Air. WNI merasa malu karena kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menimbulkan asap hingga ke negara lain.

Hal itu terungkap dalam acara dialog masyarakat dan diaspora Indonesia di Wisma Tilden, Washington DC, AS, Minggu (25/10/2015) sore waktu setempat. Acara itu dihadiri lebih dari 1.250 masyarakat dan diaspora Indonesia di AS.

Seorang warga Indonesia asal Sumatera Utara yang tinggal di AS, Kurnia Hutapea, mengatakan, meskipun tidak menghirup asap secara langsung, ia merasa malu pada bangsa lain karena Indonesia menjadi negara sumber asap.

"Ini memalukan bangsa kita karena asap seperti kotoran sehingga bangsa kita tidak punya harga diri disudutkan oleh bangsa lain. Kami seperti tidak bisa menegakkan kepala kami di sini karena sumber kotoran itu berasal dari negara kami," kata Kurnia seperti dikutip Antara, Senin (26/10/2015).

Kurnia berharap Jokowi bisa bersikap tegas dan menghukum para pembakar.

Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan tahun ini lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya ada dua, yakni gelombang El Nino dan pemberian konsesi 4,8 juta hektar lahan gambut.

Ia mengatakan, jika yang terbakar adalah lahan gambut, upaya pemadaman seperti apa pun tidak akan ada artinya. Meskipun bagian atasnya telah padam, bara api masih menyala pada kedalaman 3-5 meter.

Solusi atas hal itu, kata Jokowi, adalah dengan membuat sekat kanal. Namun, untuk lahan seluas 4,8 juta hektar, setidaknya perlu waktu tiga tahun untuk membangun sekat kanal tersebut.

Saat ini, pemerintah telah mencabut izin tiga perusahaan yang telah terbukti melakukan praktik pembakaran hutan dan lahan. Polisi telah menetapkan 154 tersangka baik dari perusahaan maupun perorangan.

Presiden menyatakan perlunya kehati-hatian untuk bertindak terhadap lahan yang sudah dikonsensi karena mengandung konsekuensi hukum. "Kalau tidak diberikan konsesi, ya tidak akan kejadian sebesar ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com