Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Polisi dan Jaksa Jangan "Genit" ke Pejabat

Kompas.com - 21/10/2015, 15:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, dengan dibentuknya Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4), kepala daerah tak perlu lagi ragu menggunakan anggaran untuk program pembangunan.

Apabila ada penegak hukum yang mencari-cari kesalahan pejabat, Luhut meminta para kepala daerah melaporkan peristiwa itu kepada dirinya.

"Kami ingin TP4 bisa betul-betul memainkan peran tak ragu lagi dalam penyerapan anggaran. Salah satu contoh, sejak audit BPK, itu 60 hari (waktu klarifikasi) baik KPK, jaksa agung tak boleh cawe-cawe. Polisi, kejaksaan juga jangan genit-genit," ujar Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Menurut Luhut, upaya perlindungan pejabat di daerah dalam penggunaan anggaran untuk pembangunan diperlukan agar penyerapan anggaran bisa terus meningkat.

"Oleh karena itu, semua kepala daerah kalau ada masalah telepon saya langsung kita selesaikan secara adat," kata mantan Kepala Staf Presiden itu.

Luhut memaparkan sejumlah poin yang menjadi instruksi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan kepala daerah pada 25 Agustus lalu.

Misalnya, kebijakan yang tak bisa dipidanakan. Apabila ada kesalahan administrasi dalam pembuatan kebijakan, maka pejabat yang terkait hanya dikenakan perdata dan tidak sampai dibawa ke ranah pidana.

"Jadi penegak hukum jangan ngarang-ngarang. Pemerintah terbuka kalau misalnya ada kerugian, diselesaikan lewat perdata. Penjara nggak menyelesaikan masalah juga," ungkap Luhut.

Pada hari ini, sebanyak 667 orang gubernur, bupati, dan wali kota dikumpulkan Presiden di Istana Negara.

Sejumlah pejabat negara memaparkan hal-hal yang perlu dilakukan kepala daerah untuk menggerakkan perekonomian tanah air.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menekankan pada aspek deregulasi dan pemotongan izin yang dilakukan pemerintah.

Dia meminta agar pemotongan izin yang dilakukan di tingkat pusat juga diikuti pemerintah daerah. Pemotongan izin dan deregulasi itu diharapkan bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com