Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Apakah Pengguna Narkoba Menurun Setelah Eksekusi Mati?

Kompas.com - 08/10/2015, 17:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti tidak sependapat dengan pernyataan pemerintah bahwa eksekusi mati terpidana narkoba dapat menekan angka peredaran serta penggunaan narkoba. Poengky bahkan menantang pemerintah menunjukkan data jika hukuman mati itu benar-benar dapat menimbulkan efek jera.

"Apakah pemerintah bisa buktikan kepada kami, masyarakat sipil, setelah eksekusi itu jumlah pengguna narkoba menurun?" kata Poengky dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2015).

Poengky menuturkan, pemerintah tidak pernah mampu menunjukkan data menurunnya jumlah peredaran dan pengguna narkoba setelah hukuman mati diberlakukan. Fakta di lapangan justru sebaliknya, jumlah pengguna narkoba di Indonesia terus meningkat.

Ia lalu mengungkap catatan Koalisi Indonesia Anti Hukuman Mati yang merujuk pada kesimpulan beberapa akademisi dalam jurnal The Lancet. Dalam jurnal tersebut dituliskan bahwa hukuman mati untuk terpidana narkotika di Indonesia kali pertama diberikan kepada Chan Tian Chong pada 1995.

Setelah itu, hukuman mati untuk terpidana narkotika dilakukan kembali pada 2004 hingga 2015. Sampai 2015, tercatat 21 terpidana mati telah dieksekusi. Dari jumlah tersebut, 14 terpidana dieksekusi pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Meski hukuman mati untuk terpidana narkoba dilakukan, angka pengguna tetap meningkat. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), pada 2008, jumlah pengguna di Indonesia mencapai 3,3 juta jiwa, dan meningkat sampai tembus level angka 5,1 juta jiwa pada 2015.

"Jangan sampai pemerintah hanya pencitraan. Seharusnya, terpidana narkoba dijadikan justice collaborator untuk membongkar mafia lokal dan internasional," ungkap Poengky.

Karena itu, Poengky mendesak pemerintah untuk menghapus hukuman mati dalam sistem hukum pidana di Indonesia. Desakan itu muncul jelang peringatan Hari Anti Hukuman Mati Internasional pada 10 Oktober nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com