Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Italia, Pimpinan MPR Bicara soal Kemerosotan Keyakinan 4 Pilar

Kompas.com - 08/10/2015, 05:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

ROMA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Oesman Sapta menilai, telah terjadi kemerosotan pemahaman dan keyakinan terhadap nilai-nilai kebangsaan di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itu dianggap sebagai ancaman bagi masa depan Indonesia.

"Mana mungkin bangsa kuat kalau nasionalisme kurang," kata Oesman dalam pertemuan antara delegasi MPR RI dan warga negara Indonesia di KBRI di Roma, Italia, Rabu (7/10/2015) malam.

Pertemuan itu dihadiri Duta Besar RI untuk Italia Agus Parengkuan, Dubes RI untuk Vatikan Budiarman Bahar, dan puluhan warga Indonesia di Italia.

Adapun delegasi MPR lain yang juga hadir adalah Wakil Ketua MPR Mahyudin, Ketua Fraksi PDI-P di MPR Ahmad Basarah, Ketua F-PPP di MPR Irgan Chairul Mahfidz, pimpinan Badan Sosialisasi MPR Zainut Tauhid, anggota Badsos MPR Simardji Tjondropragolo dan Hadi Mulyadi Mashud, serta delegasi lainnya.

Oesman mengatakan, kemerosotan nilai-nilai kebangsaan, terutama soal Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika terlihat dari sosialisasi yang selama ini dilakukan MPR di berbagai daerah di Indonesia. Kalangan muda, bahkan orangtua mulai mengabaikan 4 pilar tersebut.

"Anak-anak muda mengatakan 'ahh itu sudah jaman dulu'," kata Oesman.

Secara khusus, Oesman meminta agar para WNI di luar negeri seperti di Italia bisa meningkatkan nasionalismenya. Terlebih lagi mereka diterpa berbagai kebudayaan dari negara lain.

"Kita berharap WNI di negeri orang tetap menjaga keindonesiaanya," kata Oesman.

Dalam kesempatan itu, Oesman menyinggung sikap Pemerintah Italia yang menampung dan menolong para pengungsi Suriah yang masuk ke negaranya. Italia, kata dia, menganggap negaranya merupakan tanah milik Tuhan sehingga membuka ruang. Ia berharap Indonesia juga meniru sikap tersebut.

Dalam kesempatan itu, Mila salah satu WNI yang hadir mengakui bahwa anak muda Indonesia saat ini kurang memahami soal nilai-nilai Pancasila. Ia lalu menyinggung soal sikap kalangan muda di Italia dalam menunjukkan rasa nasionalismenya.

Simbol bendera Italia, kata dia, digunakan dalam berbagai media seperti sepatu, baju, topi, dan lainnya. Sementara di Indonesia, kata dia, bendera Merah Putih seakan disakralkan.

Menanggapi pernyataan Mila, Oesman menilai bahwa yang terpenting adalah bagaimana cara warga Indonesia untuk membanggakan bendera Merah Putih. Menurut dia, hal itu harus disesuaikan dengan keadaan zaman.

"Kita harus modern. Kita sesuaikan dengan kondisi anak-anak muda sekarang. Anak-anak muda tidak boleh dibendung kreativitasnya," kata anggota DPD itu.

Adapun soal minimnya pengetahuan anak muda tentang Pancasila, Oesman mengatakan bahwa pihaknya tengah berkonsultasi dengan Menteri Pendidikan Anies Baswedan agar mata pelajaran Pancasila dimasukkan kembali di sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com