Hanya kalimat itu yang bisa diucapkan Sabariah (81) saat para pelayat menyalaminya di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2015). Sabariah adalah istri Adnan Buyung Nasution.
Selama upacara pemakaman sang suami, dia tak banyak berkata-kata. Dari kursi rodanya, dia hanya melihat prosesi pemakaman yang digelar dengan cara militer. Sabariah menangis saat personel TNI dari Garnisun Tetap I TNI AD melepaskan satu tembakan ke udara mengantarkan jenazah Buyung berselimut bendera Merah Putih ke liang lahat.
Kesedihannya memuncak saat inspektur upacara pemakaman Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memberikan karangan bunga sebagai penghormatan terakhir dari negara untuk Buyung.
Todung Mulya Lubis mengatakan, momen manis Sabariah dan Buyung untuk yang terakhir kalinya terjadi pada 13 September 2015 lalu. Saat itu, Sabariah berulang tahun yang ke-81.
"Sebelum meninggal itu, Bang Buyung masih merayakan ulang tahun Kak Ariah (sapaan Sabariah) bersama-sama," ujar Todung.
Dalam momen kebersamaan tersebut, lanjut Todung, pasangan suami istri yang telah dikaruniai empat anak, 11 cucu, dan lima cicit itu terlihat berbahagia. Tak disangka, Buyung jatuh sakit dan pergi untuk selama-lamanya.
"Kami semua kehilangan sosok Bang Buyung," ujar Todung.
Buyung lahir di Jakarta, 20 Juli 1934. Pendidikannya ditempuh di dua tempat, yakni Doktor Ilmu Hukum University of Utrecht, Belanda, dan Guru Besar Ilmu Hukum di University of Melbourne, Australia. Ia dikenal sebagai aktivis reformasi dan pejuang hak asasi manusia. Buyung dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Blok AA7, Jakarta Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.