Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuhnya Hercules Dinilai Harus Jadi Pelajaran untuk Panglima Baru TNI

Kompas.com - 30/06/2015, 16:33 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar Politik Pertahanan dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai bahwa peristiwa jatuhnya pesawat Hercules TNI AU di Medan, pada Selasa (30/6/2015) siang merupakan bukti rendahnya kualitas alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI. Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi panglima baru TNI untuk meningkatkan kualitas alutsista tersebut.

Muradi menjelaskan, kekuatan dirgantara Indonesia memang rapuh karena sebagian besar alutsista yang berusia uzur, termasuk alutsista hasil pengadaan hibah. Pengadaan alutsista melalui skema hibah ia anggap sebagai cara untuk menyiasati keterbatasan anggaran pertahanan.

"Pengadaan alutsista lewat skema hibah hanya mengejar kuantitas alutsista tanpa memperhatikan kualitas dan kemampuan dalam mengamankan kedaulatan indonesia," kata Muradi, melalui pernyataan tertulis, Selasa sore.

Untuk itu, kata Muradi, Panglima TNI yang akan menggantikan Jenderal Moeldoko harus menjadikan peremajaan alutsista sebagai salah satu pekerjaan rumah utama. Ia mendorong agar Panglima TNI berani menolak pengadaan alutsista melalui skema hibah.

Menurut Muradi, cara terbaik memperbaiki kondisi alutsista TNI adalah dengan mengkombinasikan industri pertahanan dalam negeri dan pengadaan alutsista dalam skema pembelian baru. Ia berharap terjadi juga proses pertukaran teknologi untuk memperkuat basis industri pertahanan nasional ke depannya.

"Panglima TNI melalui Kementerian Pertahanan harus harus menekankan pengadaan alutsista baru dan berani menolak semua skema hibah," ucapnya.

Pesawat Hercules dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, dekat Lanud Soewondo bekas Bandara Polonia, Medan. Diketahui, pesawat itu buatan Amerika Serikat tahun 1964.

Pesawat jatuh di sebuah kompleks perumahan yang sedang dalam pembangunan di Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Kejadian tersebut menyebabkan sebagian rumah yang sedang dibangun di wilayah tersebut terbakar.

Kepala Dinas TNI AU Marsma Dwi Badarmanto sebelumnya mengatakan, pesawat itu berasal dari Skuadron 32 di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang. Menurut dia, pesawat menjalankan kegiatan rutin mengantar logistik ke Lanud Halim Perdanakusuma, Pekanbaru, Dumai, Medan, Tanjung Pinang, Ranai, dan Pontianak. (Baca: Pesawat Hercules yang Jatuh Hendak Antar Logistik ke Lanud

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan, pesawat jatuh pada pukul 12.08 WIB setelah dua menit dari lepas landas. Lokasi jatuhnya pesawat sekitar lima kilometer dari Lanud Soewondo. (Baca: Kapuspen TNI: Hercules Jatuh pada Pukul 12.08, Dua Menit Setelah "Take Off")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com