Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Pembebasan Lahan Waduk Jatigede Segera Diselesaikan

Kompas.com - 18/06/2015, 11:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo meminta segera ada keputusan mengenai penyelesaian pembebasan lahan untuk pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat. Permintaan itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Presiden menjelaskan, kehadiran Waduk Jatigede akan memberikan dampak besar pada masyarakat, khususnya terkait pembangkit listrik. Ia meminta dibuatkan solusi terkait pembebasan lahan dan dampak sosial pembangunan waduk tersebut.

"Kita tahu waduk ini sejak zaman Bung Karno dan sampai sekarang belum bisa rampung karena masalah pembebasan lahannya yang tidak segera diputuskan," kata Presiden.

Dalam rapat itu hadir Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama sejumlah menteri di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, serta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil.

"Oleh sebab itu, hari ini, agar segera diputuskan mengenai pembebasan lahan dan penanganan dampak sosialnya," ucap Jokowi. (baca: Aher Heran Jokowi Tanya soal Pembebasan Lahan Jatigede)

Seperti diberitakan, PT PLN membangun PLTA Jatigede 2x55 MW yang akan memanfaatkan debit air dari waduk serbaguna Jatigede, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. PLTA Jatigede dengan power house bertipe semi bawah tanah akan dibangun di Desa Kadujaya, Kecamatan Jatigede yang nantinya akan dioperasikan untuk memikul beban puncak.

Waduk ini akan merendam 147 ha yang didominasi lahan masyarakat. Saat ini, dari 147 ha, sebanyak 137 ha sudah dibebaskan. Sisa lahan 10 ha akan segera dibebaskan. (baca: Waduk Jatigede Beroperasi 2019, Presiden Bilang "Lama Banget")

Basuki mengatakan, pembayaran ganti rugi lahan Waduk Jatigede akan dimasukkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Januari 2015. Saat itu masih ada hampir 11.000 kepala keluarga yang belum direlokasi dari area Waduk Jatigede. Mereka belum menerima ganti rugi, pun kompensasi jaminan hidup.

Menurut perhitungan BPKP, biaya ganti rugi untuk KK terdampak tersebut mencapai hampir Rp 700 miliar. Pembangunan konstruksi waduk mencapai 99,4 persen, dengan kontrak terakhir senilai 467 juta dollar AS, atau sekitar Rp 5,604 triliun.

Adapun pinjaman pertama proyek ini berasal dari China. Sementara kontraktornya adalah BUMN bersama Sinohydro Corp, sebuah perusahaan kontraktor China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com