Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Guru yang Dongkrak Nilai Siswa Lakukan Pembodohan Nasional

Kompas.com - 01/04/2015, 06:56 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berpesan agar para guru memberikan nilai kepada siswa secara jujur. Ia tak ingin ada guru yang mendongkrak nilai siswa demi tujuan tertentu.

"Dulu kan ada sistem dongkrak, itu lah proses pembodohan. Begitu Anda dongkrak-dongkrak, maka Anda melakukan proses pembodohan nasional. Apalagi kalau didesak-desak bupati atau camat agar lulus 100 persen supaya walikotanya namanya bagus. Itu akan terjadi pembodohan karena tidak belajar tapi dikasih angka baik, ya untuk apa belajar?" kata Kalla, saat menerima para guru teladan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Wapres juga meminta para guru untuk memotivasi siswanya belajar agar lulus ujian. Jika tidak, lanjut dia, maka kualitas anak didik di daerah akan ketinggalan dengan mutu anak didik di perkotaan.

"Kalau tidak, akhirnya orang-orang di daerah akan di bawah terus nilainya sehingga mau masuk UI, ITB, Gajah Mada, susah. Karena isinya kurang, ya macam-macam lah, jadi geng motor lah, apa lah, begal," kata dia.

Menurut Kalla, yang membedakan peserta didik di perkotaan dengan di daerah-daerah adalah semangat belajarnya. Masyarakat, kata dia, cenderung memandang lebih rendah siswa lulusan di daerah-daerah. Padahal, menurut Kalla, fasilitas sekolah, mau pun kurikulum yang diajarkan kepada para siswa sama kualitasnya dari Sabang sampai Merauke.

"Gedung sekolah di Jakarta, Makasar, Bandung, sama semua. Kalau satu sekolah katakanlah 2 miliar, itu sama di Bandung, Makasar. Perpustakaannya sama, laboratoriumnya sama, gurunya semua Spd (sarjana pendidikan), tapi sekarang kenap berbeda? (kualitas hasil didikannya)" papar Kalla.

Selain semangat belajar para siswa, kualitas peserta didik di daerah berbeda dengan perkotaan dalam mengikuti perkembangan ilmu. Menurut dia, peserta didik di daerah cenderung kurang mengikuti perkembangan ilmu yang sejalan dengan perkembangan teknologi.

"Ilmu berkembang cepat sekali. Itu yang mungkin kurang diikuti padahal buku sama, semua bisa akses di internet, itu yang jadi berbewda itu semangat belakjar itu yang berbeda. Semangat ingin tau itu juga berbeda," ujar Kalla.

Dengan kondisi demikian, ia menilai para guru dan kepala sekolah yang bisa memperbaikinya. Semangat belajar siswa, kata dia, harus diperbaiki. Wapres meminta para guru meningkatkan peranan orang tua di rumah dalam menumbuhkan semangat belajar sisa. 

Selain itu, Wapres menekankan perlunya memperbaiki kurikulum karena ilmu terus berkembang. Ia juga mengingatkan para guru untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Tiga Korban Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Tiga Korban Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

Nasional
Momen Anies Mampir Kondangan Warga Muara Baru sebelum ke Halalbihalal PKL dan JRMK di Jakut

Momen Anies Mampir Kondangan Warga Muara Baru sebelum ke Halalbihalal PKL dan JRMK di Jakut

Nasional
8 Kloter Jemaah Haji Indonesia Siap Bergerak ke Makkah, Ambil Miqat di Bir Ali

8 Kloter Jemaah Haji Indonesia Siap Bergerak ke Makkah, Ambil Miqat di Bir Ali

Nasional
Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Nasional
MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

Nasional
Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com