Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syafii Maarif: Presiden Terjepit, Mudah-mudahan Nyalinya Kuat

Kompas.com - 12/02/2015, 17:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Tim Independen Syafii Maarif mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera bersikap atas kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI. Syafii menilai, saat ini posisi Jokowi tengah terjepit.

Namun, dia berharap agar Jokowi memiliki nyali yang kuat untuk mengambil keputusan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

"Masalahnya, kita semua bertanya juga (alasan Presiden belum juga bersikap). Saya rasa memang yang sudah disinyalir, dia mendapat tekanan dari segala penjuru. Jadi, dia terjepit. Mudah-mudahan akan timbul nyali yang kuat," kata Syafii saat dihubungi, Kamis (12/2/2015).

Di dalam pertemuan terakhir, Syafii mengaku Jokowi tidak berbicara apa pun soal tekanan yang diterimanya. Namun, dari bahasa tubuh, Syafii meyakini Presiden tengah tertekan.

Sebelumnya, Syafii sempat menyatakan tekanan itu berasal dari partai politik koalisi yang merongrong Jokowi untuk segera melantik Komjen Budi Gunawan sebagai kepala Polri meski sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi dan suap. (Baca: Tim Independen: Jokowi Dapat Tekanan dari Partai!)

Setelah berhari-hari seusai pertemuan itu, Syafii mengatakan, Tim Independen belum bertemu lagi dengan Presiden. Namun, dia menilai, Presiden Jokowi sebenarnya sudah memiliki informasi yang cukup yang dibutuhkannya.

"Sekarang saatnya bertindak!" kata dia. (Baca: KPK: Ancaman yang Kami Dapat Bersifat Eskalatif dan Menyangkut Nyawa)

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu meyakini, meski kini dalam tekanan yang besar, Jokowi akan tetap mengikuti apa yang disuarakan masyarakat. Jika tidak, kepercayaan rakyat kepada Jokowi yang baru saja menjabat tiga bulan akan langsung merosot. (Baca: Jokowi Instruksikan Tangkap Peneror KPK-Polri)

"Kami kasihan dia dapat tekanan di sana-sini," kata dia.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa "Buya" ini mengaku sudah berkomunikasi dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk berbicara soal enam nama calon kepala Polri yang diajukan lembaga itu.

Syafii hanya menyarankan agar Kompolnas tidak hanya melihat dari aspek senioritas, tetapi juga dilihat dari yang paling sedikit masalahnya.

"Coba dicari di samping pertimbangkan faktor senioritas, cari juga yang paling sedikit masalahnya. Jadi, dilihat juga rekam jejaknya, lihat rekeningnya. PPATK akan berikan data kok," saran Syafii.

Presiden berjanji akan membuat keputusan terkait kisruh pencalonan kepala Polri pada pekan ini. Namun, hingga Kamis (11/2/2015), belum ada sikap apa pun yang diputuskan Presiden. (Baca: Jokowi: Persoalan KPK-Polri Tidak Sederhana)

Semua pertimbangan sudah disampaikan kepada Presiden, mulai dari Tim Independen, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Kompolnas, pimpinan DPR, Presiden ketiga RI BJ Habibie, hingga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com