Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Membesar, Pengangkatan Ekor AirAsia QZ8501 Dilanjutkan Malam Hari

Kompas.com - 09/01/2015, 16:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com —Upaya tim penyelam gabungan TNI Angkatan Laut untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kembali dihentikan pada Jumat (9/1/2015) siang karena gelombang laut mulai membesar. Pengangkatan akan dilanjutkan pada malam hari saat gelombang mulai mengecil.

Instruksi tersebut diberikan oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang memantau langsung proses penyelaman dari anjungan KRI Banda Aceh. "Sudah, stop saja dulu," perintah Moeldoko setelah mendapatkan laporan bahwa arus di bawah air begitu kencang.

Arus laut yang dilaporkan penyelam dari saluran komunikasi radio siang itu mencapai lebih dari 5 knot. Satu knot sama dengan 1,85 kilometer per jam. Pada kondisi normal, penyelam dapat bekerja dengan baik pada kecepatan arus 1-2 knot.

Tim penyelam sudah mencoba turun ke lokasi ekor pesawat yang terdampar di kedalaman 35 meter. Namun, baru 5 meter ke dalam air, arus kencang sudah terasa dan penyelam harus naik kembali ke atas perahu karet. Moeldoko pun bertanya kepada tim di anjungan, apakah memungkinkan jika penyelaman dilanjutkan pada malam hari.

Proses pengangkatan ini sudah hampir memasuki tahap akhir, yakni mengaitkan crane di kapal crest onyx milik SKK Migas ke tali yang sudah diikatkan di ekor pesawat. Crest onyx bisa mengangkat beban hingga 50 ton.

"Ini kan tinggal mengaitkan saja, apa bisa dilakukan malam hari?" tanya Moeldoko.

Salah satu penyelam yang berada di anjungan, Serka Oot Sudarma, menjelaskan bahwa pada malam hari, gelombang laut memang berangsur-angsur mengecil. Namun, jarak pandang penyelam akan memburuk.

"Tetapi, kalau hanya mengaitkan saja bisa. Nanti mengkuti tali yang sudah terpasang" ucap Oot.

Dari segala kondisi tersebut, Moeldoko pun akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan sementara kegiatan penyelaman dan melanjutkannya kembali pada malam hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi 'Online' Sebaiknya Diperberat

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi "Online" Sebaiknya Diperberat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com