Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Korupsi pada Era Maritim

Kompas.com - 12/12/2014, 06:45 WIB

Oleh Bambang Widjojanto

TANTANGAN pemberantasan korupsi pada tahun mendatang kian menarik. Kinerja pemberantasan korupsi tahun 2014 yang diapresiasi beragam kalangan akan ”bersentuhan” dengan fokus pembangunan yang mendapat perhatian terbesar, yang diarahkan pada maritim, energi, dan pangan, selain sektor infrastruktur dan perizinan.

Transparansi Internasional (TI) baru saja mengeluarkan indeks persepsi korupsi (IPK) 2014. IPK Indonesia adalah 34. Artinya, persepsi upaya pemberantasan korupsi Indonesia hanya naik dua poin dibandingkan dengan tahun lalu meski secara peringkat posisi Indonesia meningkat menjadi ke-107 dari semula pada posisi ke-114 dari 175 negara yang disurvei.

Pelayanan terintegrasi

Ada prinsip dan beberapa hal penting dalam menilai dan meletakkan IPK dalam seluruh konteks program dan upaya pemberantasan korupsi. Banyak pihak mafhum dan sepakat, IPK tak dapat dijadikan satu-satunya indikator untuk mengukur keberhasilan pemberantasan korupsi. Misalnya, sejauh mana dinamika keterlibatan publik dan pembangunan budaya anti korupsi tengah dilakukan.

Selain itu, ada beberapa indeks lain yang dibuat sendiri secara utuh dan teliti terkait kemajuan pemberantasan korupsi secara spesifik di Indonesia. Sebutlah seperti Survei Integritas Layanan Publik (SILP), Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK), dan Indonesia Governance Index (IGI).

Hasilnya ternyata ada peningkatan sehingga sejalan dengan peningkatan di IPK. Misalnya, indeks SPAK meningkat menjadi 3,66 dari semula 3,55 dengan skala 0-5. Skor rata-rata IGI menunjukkan adanya peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan di tingkat provinsi yang semula 5,1 menjadi 5,7.

IPK yang disusun TI adalah komposit dari sejumlah survei lain, seperti International Country Risk Guide (ICRG), World Economic Forum (WEF), Global Insight (GI), Bertelsmann Foundation Transformation (BFT), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), Economic Intelligent Unit (EIU), dan World Justice Project (WJP). Apabila indeks komposit tersebut diteliti, setidaknya ada tiga indeks internasional, yaitu WEF, GI, dan WJP, yang memberikan persepsi lebih baik di sektor perizinan karena mengalami peningkatan sehingga menyumbang peningkatan IPK.

Salah satu indeks yang meningkat cukup tinggi adalah indeks GI, yang semula pada angka 22 meningkat menjadi 33. Indeks ini mengukur indeks korupsi di sektor bisnis yang terkait dengan perizinan. Hal serupa juga pada indeks WEF dari 39 menjadi 43, yang mengukur suap untuk ekspor-impor, pelayanan publik dasar, pajak tahunan, dan kontrak publik-perizinan.

Pada keseluruhan konteks di atas, upaya KPK bersama sejumlah departemen dan 12 pemerintah provinsi beserta semua kabupaten/kota—misalnya di sektor kehutanan, pertambangan, dan pajak serta pelayanan publik dasar—dalam membangun pelayanan terintegrasi dan berintegritas serta melakukan debottlenecking perlu terus dilanjutkan. Khususnya dalam memberikan perhatian lebih di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Faktanya, di sektor hutan, tambang, dan pajak telah terjadi peningkatan penerimaan pajak.

Upaya pemberantasan korupsi di sektor maritim untuk mendorong percepatan pembangunan pada sektor ini harus jadi salah satu fokus perhatian KPK dan penegak hukum lain. Itu karena tantangan atas sektor ini akan jadi sangat khas dan spesifik.

Lihat saja, sebagai contoh, pada 2014 ini Kementerian Dalam Negeri menyatakan, jumlah pulau di Indonesia 17.504 dan dari jumlah itu, 9.634 belum mempunyai nama. Ternyata, informasi dari Badan Informasi Geospasial pada 7 Mei 2014 menyatakan, jumlah pulau di Indonesia hanya sebanyak 13.446. Jumlah itu sudah tercatat di United Nations Groups of Experts on Geographical Names (UN GEGN). Kalau klaim jumlah pulau saja kita belum satu kata, bagaimana dengan soal kemaritiman lainnya?

Indonesia berbatasan dengan 10 negara lain dan ada 92 pulau terluar yang dijadikan sebagai garis pangkal batas wilayah Indonesia dengan negara lain. Hilangnya satu atau beberapa pulau itu membawa akibat pada makin berkurangnya sumber daya laut Indonesia, selain mengakibatkan luas wilayah Indonesia menjadi makin menyusut.

Ada fakta terkait dengan tantangan yang harus segera dihadapi, yakni akibat perubahan iklim menyebabkan permukaan air laut kian meninggi. Hal itu berpengaruh secara langsung terhadap keberadaan pulau terluar dan jumlah pulau di Indonesia. Ini dapat mengakibatkan perubahan dan bahkan penyusutan garis batas pangkal wilayah Indonesia, yang juga berpengaruh pada wilayah teritorial dan sumber daya yang dimiliki Indonesia.

Sumber korupsi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com