"Besok ada rapat kabinet jam 13.00, salah satu agendanya adalah mendengarkan rangkuman dari Ibu Menlu tentang hasil-hasil KTT, kemudian Presiden akan memberikan 'PR' kepada menteri-menteri terkait untuk segera menindaklanjuti hasil-hasil KTT," ujar Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/11/2014) malam.
Andi mengungkapkan sudah ada lebih dari 10 negara yang menawarkan kerja sama dengan Indonesia. Masing-masing negara itu pun disebut memberikan tawaran konkret. [Baca: Jokowi Mengaku Paling Dekat dengan Presiden Tiongkok dan PM Jepang]
"Misalnya terkahir itu dengan Turki di Brisbane, memberi tawaran konkret. Sebelumnya dengan Perancis juga seperti itu. Itu yang akan dirangkum Ibu Menlu, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan disampaikan di sidang kabinet besok," kata dia. [Baca: Jokowi: Indonesia Jangan Punya Banyak Teman yang Merugikan!]
Presiden Jokowi, kata Andi, menginginkan agar keran investasi dibuka seluasnya untuk infrastruktur, terutama jalan, kereta api, maritim dan pembangkit listrik. "Presiden tidak menginginkan investasinya masuk ke dalam di bidang eksplorasi SDA," ucap Andi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo langsung mengutus sejumlah menteri untuk menindaklanjuti hasil pertemuan bilateral yang dilakukannya dengan kepala negara dalam forum KTT APEC, KTT ASEAN, dan G20. Para menteri itu diminta untuk jemput bola mendatangi negara-negara yang sudah menyatakan ketertarikannya menjalin kerja sama dengan Indonesia. [Baca: Tiba di Jakarta, Jokowi Utus Menteri untuk Konkretkan Rencana Kerjasama]
Jokowi mencontohkan Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo akan diutus ke Tiongkok dan Jepang untuk membahas masalah kemaritiman. Untuk industri otomotif, Jokowi mengungkapkan pengusaha Italia tertarik untuk berinvestasi ban di Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga mengaku berhasil membawa rencana investasi di sektor pelabuhan hingga pembangkit listrik. Untuk menggarap dua sektor itu, Jokowi mengaku akan meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar menindaklanjuti sehingga benar-benar tercipta kerja sama yang konkret. "Ini harus ditindaklanjuti. Kalau enggak, ya enggak akan ketemu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.