Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK : Munas Golkar Harus Sesuai UU dan AD/ART, Jangan Gelap-gelap

Kompas.com - 14/11/2014, 20:57 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar menyatakan bahwa musyawarah nasional (munas) Partai Golkar yang rencananya digelar pada Januari 2015 nanti harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

JK juga meminta Munas digelar secara terbuka dan transparan. “Harus sesuai undang-undang, aturan AD/ART partai, terbuka, dan jangan gelap-gelapan,” kata JK di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Mengenai calon ketua umum Partai Golkar, JK mengatakan bahwa semua kader mempunyai hak yang sama untuk maju. Menurut dia, tidak perlu dibedakan apakah mereka yang berniat mencalonkan diri sebagai ketum Golkar itu berusia muda atau tua.

JK berpendapat, calon ketua umum Partai Golkar yang ideal adalah sosok yang punya jiwa kepemimpinan, rekam jejak yang baik, serta pemahaman yang baik mengenai partai Golkar. Sejauh ini, menurut JK, beberapa calon sudah berkonsultasi dengannya terkait pencalonan ketua umum Golkar tersebut.

Saat ditanya apakah JK memberikan dukungannya kepada salah satu calon, mantan Ketua Palang Merah Indonesia ini membantahnya. “Tidak mendukung salah satu karena semua baik, tinggal masyarakat memilih,” ujar JK.

Sebelumnya JK juga mengomentari persyaratan calon ketua umum Partai Golkar yang harus mendapatkan dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah. Menurut JK, dalam memilih ketua umum baru, seharusnya cara-cara tidak demokratis dihentikan.

JK menanggapi ultimatum yang disampaikan tujuh calon ketua umum Partai Golkar terhadap Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Aburizal disebut berencana mengubah syarat calon ketua umum harus didukung 30 persen Ketua DPD I Partai Golkar. Padahal, dalam AD/ART, semua politisi Golkar berhak maju sebagai calon ketua umum dengan syarat minimal lima tahun menjadi kader Golkar, berprestasi, tidak memiliki cela, dan didukung oleh 30 persen pimpinan DPD tingkat I/II serta pimpinan ormas pendiri.

Terkait kemungkinan Aburizal kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar, JK mengaku yakin jika Aburizal bakal legowo mengakui bahwa Golgar di bawah kepemimpinannya dirundung masalah. Menurut dia, butuh kearifan dari Aburizal untuk menyadari kegagalannya tersebut dan mundur dari bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar berikutnya.

“Tentu saya yakin Ical legowo untuk mengakui itu bahwa butuh kearifan, bahwa yang bisa dua kali yang berhasil, semua begitu. Begitu saya turun, (saya) minta berhenti, kan begitu. Sama juga Anda berhasil sebagai wartawan langsung naik pangkat, kalau gagal, turun pangkat, kan gitu baru namanya gentlemen,” tutur JK.

Kendati demikian, JK enggan disebut menilai kalau performa Partai Golkar menurun di bawah kepemimpinan Aburizal. Ia mengaku hanya membicarakan fakta yang terjadi selama ini.

“Saya tidak bilang Ical harus mundur, kan jangan salah catat, saya kasih contoh diri saya bahwa kalau saya turun langsung minta turun,” sambung JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi 'Online' Sebaiknya Diperberat

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi "Online" Sebaiknya Diperberat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com