JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar menyatakan bahwa musyawarah nasional (munas) Partai Golkar yang rencananya digelar pada Januari 2015 nanti harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
JK juga meminta Munas digelar secara terbuka dan transparan. “Harus sesuai undang-undang, aturan AD/ART partai, terbuka, dan jangan gelap-gelapan,” kata JK di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Mengenai calon ketua umum Partai Golkar, JK mengatakan bahwa semua kader mempunyai hak yang sama untuk maju. Menurut dia, tidak perlu dibedakan apakah mereka yang berniat mencalonkan diri sebagai ketum Golkar itu berusia muda atau tua.
JK berpendapat, calon ketua umum Partai Golkar yang ideal adalah sosok yang punya jiwa kepemimpinan, rekam jejak yang baik, serta pemahaman yang baik mengenai partai Golkar. Sejauh ini, menurut JK, beberapa calon sudah berkonsultasi dengannya terkait pencalonan ketua umum Golkar tersebut.
Saat ditanya apakah JK memberikan dukungannya kepada salah satu calon, mantan Ketua Palang Merah Indonesia ini membantahnya. “Tidak mendukung salah satu karena semua baik, tinggal masyarakat memilih,” ujar JK.
Sebelumnya JK juga mengomentari persyaratan calon ketua umum Partai Golkar yang harus mendapatkan dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah. Menurut JK, dalam memilih ketua umum baru, seharusnya cara-cara tidak demokratis dihentikan.
JK menanggapi ultimatum yang disampaikan tujuh calon ketua umum Partai Golkar terhadap Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. Aburizal disebut berencana mengubah syarat calon ketua umum harus didukung 30 persen Ketua DPD I Partai Golkar. Padahal, dalam AD/ART, semua politisi Golkar berhak maju sebagai calon ketua umum dengan syarat minimal lima tahun menjadi kader Golkar, berprestasi, tidak memiliki cela, dan didukung oleh 30 persen pimpinan DPD tingkat I/II serta pimpinan ormas pendiri.
Terkait kemungkinan Aburizal kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar, JK mengaku yakin jika Aburizal bakal legowo mengakui bahwa Golgar di bawah kepemimpinannya dirundung masalah. Menurut dia, butuh kearifan dari Aburizal untuk menyadari kegagalannya tersebut dan mundur dari bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar berikutnya.
“Tentu saya yakin Ical legowo untuk mengakui itu bahwa butuh kearifan, bahwa yang bisa dua kali yang berhasil, semua begitu. Begitu saya turun, (saya) minta berhenti, kan begitu. Sama juga Anda berhasil sebagai wartawan langsung naik pangkat, kalau gagal, turun pangkat, kan gitu baru namanya gentlemen,” tutur JK.
Kendati demikian, JK enggan disebut menilai kalau performa Partai Golkar menurun di bawah kepemimpinan Aburizal. Ia mengaku hanya membicarakan fakta yang terjadi selama ini.
“Saya tidak bilang Ical harus mundur, kan jangan salah catat, saya kasih contoh diri saya bahwa kalau saya turun langsung minta turun,” sambung JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.