Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KY Usulkan Bentuk Pengadilan Khusus Pemilu

Kompas.com - 13/11/2014, 18:14 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki mengusulkan agar dibentuk suatu pengadilan ad hoc, yang khusus menangani kasus pelanggaran pemilu. Pengadilan khusus itu diharapkan dapat menyelesaikan kasus pelanggaran pemilu yang belum efektif.

"Kalau mau ideal, ya dibentuk pengadilan ad hoc khusus pemilu. Ini akan membuat pengadilan pemilu menjadi semakin berkompeten," ujar Suparman, seusai menjadi pembicara dalam diskusi yang diadakan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2014).

Menurut Suparman, pengadilan itu juga seharusnya memiliki hakim-hakim khusus yang berkompeten dengan masalah pemilu. Bahkan hakim khusus pemilu tersebut sebaiknya tidak menangani masalah-masalah lain di luar kasus pelanggaran pemilu.

Saat ini, penyelesaian masalah pemilu yang dilakukan di Mahkamah Agung (MA), memiliki banyak kendala. Salah satunya, sebut Suparman, panitera pengadilan di MA harus mengurusi masalah lain yang pembahasannya berbeda dengan masalah pemilu. Padahal, penanganan kasus pemilu membutuhkan pengetahuan dan paradigma yang berbeda dengan kasus lain.

"Kami punya beban tidak ringan, KY harus pastikan pengadilan itu fair, juga mengawasi agar kehormatan suatu pengadilan tidak dilanggar. Jadi saya paham keberatan MA, hakimnya juga sudah banyak yang pensiun," kata Suparman.

Pembentukan pengadilan khusus pemilu, didasari oleh banyaknya laporan pelanggaran pemilu yang tidak mendapat akomodasi secara tepat. Laporan dari pemantau pemilu seringkali berhenti pada lembaga-lembaga terkait, seperti Komisi Pemilihan Umum, dan Badan Pengawas Pemilu.

Lembaga penegak hukum seperti Polri dan Kejaksaan dinilai kurang memahami permasalahan pemilu, sehingga laporan pelanggaran hanya berhenti dalam proses tahapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com