Pencetus ungkapan "Salam Gigit Jari" yang bisa dirasa jenaka oleh satu pihak dan menyakitkan hati di pihak lain ini adalah Bambang Soesatyo, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR. "Saya menemukan ungkapan ini karena mendapat inspirasi dari lagu Salam Dua Jari dan kemudian ada lagi ungkapan salam tiga jari," ujar Bambang di Jakarta, Minggu (9/11).
Setelah Sidang Paripurna MPR, 8 Oktober 2014, ungkapan "Salam Gigit Jari" makin terkenal. Pasalnya, hampir seluruh kursi pimpinan MPR juga dipegang Koalisi Merah Putih.
Kekhawatiran pun merebak di kalangan pendukung Joko Widodo (presiden saat ini) dan M Jusuf Kalla (wakil presiden saat ini). Mereka khawatir, pelantikan presiden-wakil presiden di sidang MPR tanggal 20 Oktober 2014 bisa tidak lancar, terganggu, atau bahkan bisa tidak jadi.
Maka muncullah gagasan mengadakan perhelatan massal pendukung Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014 di sepanjang jalan dari Jembatan Semanggi sampai depan Istana Merdeka dan Lapangan Tugu Monas, Jakarta. Banyak kelompok panitia bermunculan untuk acara ini. Rapat dan pertemuan bertele-tele sampai dini hari digelar tiap hari.
Selain itu, beberapa orang yang ingin menyukseskan acara massal di Monas itu juga sibuk berjalan ke sana kemari mendatangi sumber dana.
Acara selamatan massal pelantikan presiden dan wapres berlangsung meriah dan sempat membuat pendukung Jokowi-JK lupa pada ungkapan "Salam Gigit Jari". Padahal, sebelumnya, dalam suatu rapat panitia yang berlangsung sampai dini hari di Jalan Subang, Menteng, Jakarta, seorang anggota panitia mengatakan, "Salam Gigit Jari" itu menyakitkan hati.
Setelah pengumuman dan pelantikan Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan, tanggal 26 dan 27 Oktober 2014, ungkapan "Salam Gigit Jari" tumbuh kembali. Saat itu ada aksi unjuk rasa menentang beberapa nama menteri kabinet baru ini.
Menurut Jokowi dalam pembukaan acara Kompas 100 CEO Forum di Jakarta, Jumat (7/11), ribuan orang ingin jadi menteri. Secara terpisah, Bambang Soesatyo mengatakan, banyak yang bermimpi jadi menteri, kini gigit jari. "Ada yang mimpi naik mobil dinas menteri dan punya ajudan. Ada pula yang sudah potong rambut dan menghapus tato di tangan dan bagian tubuh lainnya," ujar Bambang sambil tertawa ngakak.
Moderator acara diskusi Kompas 100 CEO Forum itu, Tony Prasetiantono, mengatakan optimisme terhadap Kabinet Kerja. Namun, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengatakan, banyak kalangan masih menanti.
Menanti dengan posisi jari tangan bagaimana? (J Osdar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.