Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Cara Jokowi dan SBY Menjaring Calon Menteri...

Kompas.com - 23/10/2014, 06:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga hari keempat resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, belum juga mengumumkan formasi kabinetnya. Pasca dilantik, Jokowi-JK memang memiliki waktu maksimal 14 hari untuk menyusun kabinet dan mengumumkannya ke publik.

Akan tetapi, harapan agar kabinet Jokowi-JK segera terbentuk tak terbendung. Apalagi, di pidato perdananya sebagai presiden, Jokowi menyerukan slogan "Kerja, kerja, dan kerja" yang akan memacu pemerintahannya untuk bekerja dan mencapai tujuan menyejahterakan rakyat.

Proses penyaringan calon menteri pun serba tanda tanya. Mekanisme yang diterapkan Jokowi berbeda dengan cara yang digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 lalu.

"Audisi" ala SBY

SBY memanggil satu per satu calon menteri yang akan diseleksinya. Saat itu, pola seleksi ala SBY ini pun sering disebut sebagai "audisi" calon menteri. Publik pun mengetahui siapa saja kandidat yang akan menjadi menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Wawancara terhadap calon menteri dilakukan di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas, Jawa Barat, sekitar sepekan sebelum ia dilantik sebagai presiden untuk kedua kalinya.

Proses wawancara dilakukan bersama dengan wakilnya, Boediono. Dengan terbukanya proses seleksi, publik pun  mendapatkan beragam cerita seputar para calon menteri. Ada yang sudah dipanggil, tetapi ternyata tak lolos seleksi. Dan cerita-cerita lainnya. (Baca: Menanti Calon Menteri Dipanggil ke Cikeas)

Mereka yang menjalani wawancara di Cikeas biasanya membawa sebuah map berisi dokumen-dokumen yang akan memperkuat profil sang calon. Setelah wawancara, SBY juga mewajibkan para menterinya menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. (Baca: Serba-serbi Wawancara Calon Menteri...)

SBY mengumumkan susunan kabinetnya pada 21 Oktober 2009, tepat sehari setelah ia dilantik sebagai presiden. (Baca: Inilah Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II

Seleksi ala Jokowi

Bebeda dengan Jokowi. Hingga hari keempatnya sebagai presiden, Kamis (23/10/2014), susunan kabinet belum juga diumumkan. Presiden memiliki waktu maksimal 14 hari setelah dilantik untuk mengumumkan kabinetnya. (Baca: Istana, Wartawan, dan Hari Kedua Presiden Jokowi)

Kabar bahwa pengumuman kabinet akan dilakukan pada Rabu (22/10/2014) malam, di Pelabuhan Tanjung Priok, urung dilaksanakan. Padahal, persiapan panggung, tata cahaya, dan lain-lain telah dipersiapkan. Para wartawan pun telah diinstruksikan untuk merapat ke Priok. Berjam-jam menanti, acara pun dibatalkan tanpa dijelaskan alasannya. (Baca: Wartawan Istana Dibawa ke Tanjung Priok, Akankah Jokowi Umumkan Kabinetnya?)

Desas-desus yang beredar di kalangan wartawan, masih terjadi tarik ulur soal calon menteri yang akan dipilih Jokowi, menyusul sejumlah nama yang tak mendapatkan "lampu hijau" dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Baca: Jokowi Umumkan Menteri-menterinya pada 21 Oktober)

Proses seleksi yang dilakukan Jokowi bisa dikatakan lebih tertutup. Publik tak mengetahui siapa saja nama-nama yang masuk dalam daftar calon menteri dan proses seleksi apa saja yang akan dijalani. Selama dua hari terakhir, Selasa (21/10/2014) dan Rabu, sejumlah tokoh "seliweran" di Istana, di antaranya Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Ketua DPP Partai Nasdem Siti Nurbaya Bakar, dan Pakar Hukum Tata Negara Saldi Isra. Namun, mereka mengelak saat ditanya apakah kedatangannya menemui Jokowi terkait penjajakan calon menteri.

Selama ini, proses penggodokan kabinet Jokowi-JK melibatkan para anggota Tim Transisi secara intens. Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto adalah dua nama yang terlihat cukup instens mengawal Jokowi dalam proses ini. (Baca: Apa yang Dibicarakan Jokowi, Rini Soemarno, dan Hasto di Taman Istana Pagi Ini?)

Pada Rabu pagi, Jokowi menyebutkan pengumuman kabinet kemungkinan akan dilakukan pada hari itu. Lokasinya, kata Jokowi, ada beberapa alternatif, yaitu Tanjung Priok, Tanah Abang, atau Waduk Pluit. (Baca: Pengumuman Kabinet Batal, Petugas di Tanjung Priok Bingung)

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com