Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Calon Menteri Dipanggil ke Cikeas

Kompas.com - 07/10/2011, 10:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hari-hari belakangan ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut tengah menjalani hari-hari yang panjang dan sunyi. Presiden Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono tengah melakukan pembicaraan intensif soal perombakan kabinet di kediaman pribadi Presiden di Cikeas, Jawa Barat.

Sepanjang hari kemarin, Kamis (6/10/2011), Presiden tidak berkantor di Istana. Presiden memilih melewati hari panjang dan sunyinya di kediaman pribadi. Selain Presiden dan Wakil Presiden, mereka yang ikut bergabung di Cikeas adalah Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi serta Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto. Kabarnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam juga ikut dalam pertemuan tersebut.

"Kemarin, pertemuan berlangsung hingga larut malam. Penataan Kabinet dibahas dengan Wakil Presiden (Wapres). Yang pasti, Presiden sedang mempertimbangkan hal terbaik dalam penataan kabinet," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Jumat (7/10/2011).

Dipanggil ke Cikeas

Hari ini Presiden masih berkantor di Cikeas melanjutkan pertemuan semalam. Tidak menutup kemungkinan, para menteri dan para calon menteri akan datang bertemu Presiden Yudhoyono di rumahnya. Sudah lazim, Presiden memanggil para calon menteri ke rumahnya untuk menjalani semacam uji kepatutan dan kelayakan.

Kemungkinan kedatangan para menteri dan beberapa tamu diungkapkan oleh Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.

"Presiden hari ini berkantor di Cikeas. Tidak tertutup kemungkinan akan ada menteri atau tamu yang diminta datang ke Cikeas hari ini. Namun, saya belum ada informasi siapa yang akan dipanggil Presiden. Sampai pagi ini rencana pemanggilan belum ada. Yang pasti, Presiden sedang mempertimbangkan hal terbaik dalam penataan kabinet. Kemarin, hingga malam, hal itu telah dibahas bersama Wapres," kata Julian melalui pesan singkat.

Steril

Dalam kesempatan terpisah, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa memastikan pertemuan Presiden Yudhoyono dengan Wakil Presiden Boediono semalam steril dari politik, dan prosesnya masih terisolisasi.

"Pertemuan dengan pimpinan parpol baru akan terjadi setelah Presiden SBY dan Wapres Boediono memfinalisasi sesi empat mata di antara mereka," kata Daniel kepada pers, Kamis petang.

Menurut Daniel, pembicaraan perombakan kabinet atau reshuffle baru sebatas sesi empat mata antara Presiden dan para pembantunya. Artinya, materi pembicaraan masih terisolasi dan steril dari politik.

"Semua pertimbangan rasional menjadi yang utama saat ini. Yang rasional yang di depan, yang lain bisa menyusul di belakang," tutur Daniel.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com