Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dekat Pembaca Doa Favorit SBY

Kompas.com - 17/10/2014, 17:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kali ada acara kenegaraan yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pria berkacamata ini nyaris tak pernah absen membacakan doa di akhir acara. Dia juga selalu dipercaya menyampaikan ceramah dalam acara keagamanan yang dihadiri SBY.

Lelaki ini adalah Nasaruddin Umar, yang sekarang juga merupakan Wakil Menteri Agama. Dia menjadi pembaca doa di hampir setiap acara SBY selama tiga tahun terakhir. Meski Menteri Agama berganti dari Suryadharma Ali ke Lukman Hakim Saifuddin, posisi Nasaruddin sebagai pembaca doa tak tergantikan.

Nasaruddin bercerita bahwa dia memang kenal sangat dekat dengan SBY, Presiden keenam Indonesia. Perkenalan pertamanya terjadi saat SBY masih berpangkat kolonel. "Lalu, dulu kan saya di Amerika Serikat terus diminta pulang pak SBY untuk membantu (jadi wakil menteri)," imbuh Nasaruddin.

Pada Oktober 2011, Nasaruddin diangkat Presiden SBY sebagai Wakil Menteri yang diumumkan bersamaan dengan perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Semenjak saat itu, Nasaruddin pun selalu diminta SBY untuk memberikan ceramah atau setidaknya membaca doa penutup.

Menurut Nasaruddin, kepercayaan membaca doa yang dia terima itu tak lain karena kedekatannya dengan SBY. Dalam membacakan doa-doa, Nasaruddin mengaku tak ada permintaan khusus yang diberikan SBY. "Saya menjiwai beliau dan beliau juga tahu saya," ujar dia.

"Saya sangat mengenal beliau sehingga doa-doa itu keluarnya dari dalam hati saya, beliau sudah percaya," lanjut Nasaruddin, putra asli Bone, Sulawesi Selatan itu. Selama mengenal SBY, dia juga mengaku banyak belajar dari presiden sekaligu Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Satu pelajaran yang dia ingat, sebut Nasaruddin, adalah berpikir kreatif dalam menyelesaikan sebuah masalah. "Artinya cari terobosan lain untuk menyelesaikan persoalan. Beliau orang yang sangat mengayomi juga," kata dia.

Kembali ke kampus

Nasaruddin berencana kembali ke dunia kampus setelah tak lagi menjadi wakil menteri. Sebelum menjadi pejabat publik, Nasaruddin sangat aktif sebagai akademisi dia mengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah hingga menjadi staf pengajar di Universitas Indonesia.

Selain itu, Nasaruddin pernah juga menjadi guru besar bidang Tafsir Al Quran pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mengaku sejak kecil sudah ditempa dengan ilmu berbasis keagamaan yang kental.

Tercatat, Nasaruddin pernah sekolah di Madrasah Aliyah dari Pesantren As-Sa`diyah (1976), kemudian melanjutkan studinya pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar hingga memperoleh gelar Sarjana Lengkap (S-1) pada 1984.

Nasaruddin sempat dipercaya menjabat Sekretaris Universitas al-Ghazali Ujung Pandang (1984-1988). Kemudian ia hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan studinya pada Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar Magister (1992) dan Doktor (1998) ia raih dari Perguruan Tinggi tersebut.

Dalam menyelesaikan program doktoralnya Nasaruddin menjadi Visiting Student for PhD Program, di McGill University, Montreal, Canada (1993-1994) dan Visiting Student for PhD Program, di Leiden University, Nedherlands (1994-1995).

Sesudahnya, Nasaruddin mendapat undangan sebagai Visiting Scholar di Shopia University, Tokyo (2001), Visiting Scholar di SAOS, University of London (2001-2002), Visiting Scholar di Georgetown University, Washington DC (2003-2004).

Nasaruddin juga termasuk cendekiawan yang aktif menulis buku. Tercatat, ia telah menyelesaikan 12 buku, salah satunya adalah Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). Beragam artikel juga dia tulis di beragam media massa.

Penghargaan yang pernah didapatkan Nasaruddin Umar antara lain adalah Sarjana Teladan IAIN Alauddin Ujung Pandang (1984), Doktor Terbaik IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1999), dan Penghargaan Karya Satya dari Presiden (2001).

Nasaruddin juga pernah menerima International Human Resources Development Program (IHRDP), International Best Leadership Award (IBLA) 2002, International Human Resources Development Program (IHRDP), dan ASEAN Best Executive Award (IBLA) 2002.

Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Nasaruddin pernah pula menerima pin emas dari Megawati, sebagai penulis terbaik Program KB pada Hari Keluarga Nasional (Harganas) IX dari TP PKK Pusat 2002.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com