"Harus kita akui lebih ada perbaikan. Namun, itu masih jauh dari harapan masyarakat, misalnya dilihat dari beberapa indikator, seperti transparansi internasional, skor IPK kita selalu di bawah 4. Kemarin terakhir 3,2, target SBY tidak tercapai, targetnya kan 5," kata Robby saat dihubungi wartawan, Kamis (16/10/2014).
Menurut dia, target SBY dalam meningkatkan IPK ini gagal karena kurang kuatnya komitmen pemerintah. Robby menilai, komitmen tersebut sedianya tidak hanya datang dari Presiden, tetapi semua unsur pimpinan, baik dari legislatif maupun yudikatif.
"Kalau SBY komitmen tapi yang lainnya tidak, ya percuma saja," sambung dia.
Pria yang meraih gelar doktor di Australia ini menyinggung sistem kepartaian yang, menurut dia, belum maksimal diperbaiki. Dia mengatakan, seharusnya sistem kepartaian dibuat berintegritas. Robby juga menilai KPK butuh pimpinan yang fokus pada bidang pencegahan korupsi.
Menurut dia, KPK saat ini lemah dalam bidang pencegahan. Kelemahan itu tampak dari terus terjadinya operasi tangkap tangan, terutama di daerah-daerah.
"Kalau disadari, pimpinan KPK selama ini orang hukum, orang hukum itu kan sering yang dikedepankan itu penindakan karena memang tugasnya orang hukum seperti itu. Padahal, korupsi ini bukan hanya fenomena hukum, tapi juga fenomena politik sosial dan ekonomi," papar Robby.
Jika terpilih sebagai pimpinan KPK, Robby akan berupaya memperbaiki integritas para pejabat, penyelenggara negara, atau penegak hukum dengan mengubah sistemnya. Dia menjamin tidak ada lagi oknum pejabat, penyelenggara negara, atau penegak hukum yang tertangkap tangan KPK kelak.
"Tidak ada lagi yang ditangkap karena sistemnya sudah berintegritas. Karena gini, jika suatu sistem itu tidak diperbaiki integritasnya, kita nangkap orang di situ, terus nanti yang menggantikannya juga bisa tertangkap lagi. Kasihan kalau seperti itu, istilahnya kalau sekarang itu, orang seperti malaikat, masuk sistem, bisa menjadi setan. Nah, saya penginnya orang yang ibarat itu setan masuk ke sistem itu bisa jadi malaikat," papar Robby.
Robby juga menegaskan bahwa ia independen. Ia menepis kekhawatiran sebagian pihak yang menduga dia dekat dengan Istana karena lama berkarier di Sekretariat Kabinet. Robby kini menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pansel Capim KPK menyerahkan nama Robby dan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas kepada Presiden hari ini. Kedua orang itu nantinya akan mengikuti proses uji kepatutan dan kelayakan di DPR. Selanjutnya, DPR akan memilih satu orang untuk mengisi posisi Busyro yang masa jabatannya berakhir pada Desember 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.