Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Berturut-turut, Demokrat Minta PDI-P Introspeksi Diri

Kompas.com - 04/10/2014, 18:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Ramadhan Pohan menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan saat ini sedang memainkan politik buang badan. PDI-P, kata dia, terus menerus menyalahkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atas kekalahan dari koalisi merah putih di parlemen.

Ramadhan mengutip pernyataan Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo dan Wasekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di media. Sebelumnya Tjahjo mengatakan, tidak ada undang-undang yang mengatur Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri harus bertemu dengan SBY. Sementara Hasto menilai, peraturan pemerintah pengganti undang-undang tentang pilkada langsung yang dikeluarkan SBY hanya upaya penutup malu.

"Statemen Tjahjo dan Hasto ini bentuk kepanikan PDI-P. Kompensasi dari kegagalan PDIP menangi pimpinan DPR," kata Ramadhan melalui siaran pers, Sabtu (4/10/2014).

Daripada terus menyalahkan SBY, kata Ramadhan, alangkah lebih baik bila PDI-P instrospeksi diri atas kekalahannnya. Dengan begitu, PDI-P bisa mengatur strategi kedepan.

"Politik buang badan ini sangat tak produktif bagi pemerintah Jokowi nanti maupun PDIP dalam pertarungan politik parlemen," ujarnya.

Sejauh ini, setidaknya PDI-P dan koalisinya sudah kalah empat kali dari Koalisi Merah Putih. Terakhir, KMP berhasil mendapatkan empat kursi pimpinan DPR, dan satu lainnya diserahkan kepada Partai Demokrat. Sebelumnya, perseteruan juga terjadi dalam pengesahan UU MD3, Tatib DPR, hingga RUU Pilkada yang semuanya dimenangkan KMP karena mereka memiliki kursi lebih mayoritas.

"Betapa pun, kekalahan PDIP di empat sesi Paripurna DPR, pil pahit. Sejatinya, tak boleh kalah politik itu permanen," ujarnya.

"Untuk ilustrasi. Di Liga Inggris, klub yang kalah 4 kali berturut-turut, biasanya ganti strategi dan pelatih. Digantinya David Moyes dulu, ini musti pelajaran PDIP. Kalau ngga PDIP kalah permanen terus. Sehingga, jika nanti kalah dan kalah lagi,  ngga perlu menyalahkan pak SBY dan PD," tandas Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com