JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat hukum tata negara Saldi Isra menilai, ricuhnya sidang paripurna penentuan pimpinan DPR yang berlangsung sejak Rabu (1/10/2014) siang hingga Kamis (2/10/2014) dini hari menimbulkan kesan negatif di masyarakat. Menurut Saldi, semestinya anggota dewan yang baru terpilih menunjukkan sisi demokratis dalam menjalani sidang paripurna perdananya.
"Mereka ngotot sekali kesannya tidak baik. Kalau tidak disisipkan pesan yang demokratis kan memberi kesan ke masyarakat, 'gini loh orang yang terpilih'," ujar Saldi di Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Padahal, kata Saldi, anggota dewan tidak perlu menunjukkan arogansi saat menyampaikan argumentasinya dalam sidang.
"Kalau suasana panas, malah dulu ada yang berkelahi. Tapi mestinya mereka kuat di argumentasi tapi dingin di penampilan. Jadi orang akan menilai argumentasi bukan dengan cara berteriak-teriak," kata Saldi.
Saldi berharap, rapat paripurna semalam tidak menjadi cerminan paripurna selanjutnya dalam lima tahun mendatang. Menurut Saldi, kemungkinan dalam sidang tersebut anggota dewan sedang menunjukkan diri mereka sebagai orang yang sedang memperjuangkan aspirasinya dalam sidang pertama di periode baru.
"Mereka (anggota DPR) sedang perlihatkan ke masyarakat siapa mereka. Ke depan jangan jadi kebiasaan, mereka bisa hadir dengan cara yang lebih elegan dan santun," kata Saldi.
Rapat penentuan pimpinan DPR tadi malam berlangsung ricuh dengan adanya hujan interupsi dari para anggota dewan. Sidang juga semakin alot lantaran adanya penolakan dari empat fraksi, yakni Fraksi PDI Perjuanga, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai Nasdem.
Empat fraksi itu bahkan akhirnya menyatakan walk out. Akhirnya, pimpinan rapat Popong Otje Djundjunan menetapkan paket yang diajukan oleh Koalisi Merah Putih sebagai pimpinan DPR periode 2014-2019. Paket itu adalah Setya Novanto sebagai Ketua DPR, dan empat Wakil Ketua DPR, yaitu Fahri Hamzah, Taufik Kurniawan, Agus Hermanto, dan Fadli Zon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.