Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pansus Tata Tertib, DPR Dinilai Tidak Belajar dari Kritik Publik

Kompas.com - 31/08/2014, 16:16 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Indonesia Parliamentary Center Sulastio menilai DPR RI mengabaikan kritik publik terkait disahkannya panitia khusus tata tertib MPR, DPD, DPR, dan DPRD (MD3) pada 26 Agustus 2014. Hal ini tecermin dari banyaknya pihak yang mengajukan uji materi undang-undang MD3 ke Mahkamah Konstitusi.

"Ada enam pihak yang sangat krusial mengajukan uji materi UU ini ke MK. Tapi DPR masih tetap mengesahkan pansus tatib. Artinya, DPR tidak belajar dari kritikan publik dan fakta di lapangan, " ujar Sulastio, Minggu (31/8/2014).

Keenam pihak tersebut adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perubahan UU MD3, PDI Perjuangan, Dewan Perwakilan Daerah RI, sejarawan JJ Rizal yang didampingi Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), dan beberapa aktivis perempuan. Menurut Sulastio, penolakan terhadap UU tersebut sangat kuat, antara lain dari salah satu pembuatnya, yakni PDI-P, dan salah satu pihak yang diaturnya, yakni DPD.

Selain itu, ujar dia, UU ini juga dibuat dan disahkan dalam waktu yang tidak kondusif pada masa persiapan Pemilu Presiden 2014. Susunan pansus revisi UU dan pansus tatib pun hampir sama (baca: Inilah Daftar Anggota Pansus Tata Tertib DPR). Sulastio menilai terlalu banyak kepentingan yang masuk dalam penyusunan revisi dan tatib.

"Membuat UU tidak mudah dan butuh anggaran besar. Kalau ujung-ujungnya ke MK, untuk apa DPR buat UU?" kata dia.

Untuk itu, ia berpendapat bahwa pansus tatib yang sudah disahkan harus cermat melihat kemungkinan tatib yang disusun akan ditolak. Selain itu, anggota DPR juga harus mengingat bahwa janji mereka saat terpilih pada 2009 adalah komitmen bagi konstituen mereka, bukan pada elite parpol yang dinilai memiliki kepentingan dengan UU ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

Nasional
KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

Nasional
Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

Nasional
PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

Nasional
MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com