Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo Terkagum dan Berkaca-kaca Dengar Pidato Kenegaraan Presiden SBY

Kompas.com - 15/08/2014, 18:41 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso menyanjung tinggi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas pidato kenegaraan yang disampaikannya di Kompleks Parlemen, Jumat (15/8/2014). Priyo bahkan menggunakan kalimat hiperbolis untuk menunjukkan kekagumannya kepada SBY.

"Saya berdecak kagum luar biasa sampai berkaca-kaca ketika beliau sampaikan titipan pribadi seolah pamit dan menyampaikan empat titipan," ujar Priyo.

Politisi Partai Golkar itu menilai, pidato SBY kali ini adalah yang terbaik dari 10 pidato kenegaraan yang telah dilakukan SBY di hadapan DPR dan DPD. Priyo mendapatkan kesan bahwa SBY benar-benar mencurahkan isi hatinya.

"Saya bangga punya pemimpin sekaliber itu, menempatkan dasar-dasar fondasi, termasuk capaian yang didapatnya. Ini legacy yang perlu dihadapi meskipun ini prestasi adalah kerja kolektif, Istana, Presiden, dan dari Gedung Parlemen," kata Priyo.

Priyo menilai, SBY berhasil mempraktikkan sistem demokrasi yang baik. Dia berharap agar iklim demokrasi yang diciptakan SBY ini bisa terus dilanjutkan.

SBY sebelumnya menyampaikan pidato setebal 39 halamannya di hadapan DPR dan DPD. SBY banyak menyinggung hasil capaian pemerintah selama 10 tahun. Pada pengujung pidatonya, SBY seolah menyampaikan kata-kata perpisahan kepada anggota dewan. Dia juga meminta maaf apabila ada kesalahan yang dilakukannya.

"Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan tersebut meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik. Sebab, saya manusia biasa," kata Presiden Yudhoyono saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-69 Republik Indonesia di Kompleks Gedung DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Presiden mengatakan, dalam 10 tahun terakhir ini, dia mencoba mendedikasikan seluruh jiwa dan raga untuk Indonesia, terlepas dari berbagai cobaan, krisis, dan tantangan yang dialaminya.

"Tidak pernah ada satu menit pun saya merasa pesimistis terhadap masa depan Indonesia, dan tidak pernah satu menit pun saya merasa tergoda untuk melanggar sumpah jabatan dan amanah rakyat kepada saya," ujar dia.

"Tanggung jawab saya pada akhirnya bukanlah kepada partai politik, bukan kepada parlemen atau pemerintah dan suatu kelompok, melainkan kepada republik, yaitu kepada rakyat Indonesia, yang memberikan kepercayaan dan mandat," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com