Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngotot Menang, Prabowo Akan Semakin Ditinggalkan Pendukungnya"

Kompas.com - 26/07/2014, 21:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Prabowo Subianto yang bersikeras menolak hasil pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum dan mengklaim kemenangan atas dirinya dinilai akan semakin membuat pendukung antipati.

Prabowo pun diperkirakan akan semakin ditinggal para pendukung yang mulai bersikap rasional. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Populi Center, Nico Harjanto di Jakarta, Sabtu (26/7/2014).

"Pendukung die hard Prabowo jumlahnya akan semakin kecil. Dia akan semakin ditinggalkan pendukungnya karena masyarakat akan bersikap rasional dalam berpolitik," kata Nico.

Menurut dia, masyarakat Indonesia tidak akan membabi buta membela tokoh idolanya. Hal ini sudah pernah terjadi pada 2001 di mana Presiden saat itu, Abdurrahman Wahid dicopot mandatnya oleh Majelis Pemusyawaratan Rakyat pimpinan Amien Rais.

"Pada zaman Gus Dur itu, kurang apa terhormatnya dan berpengaruhnya Gus Dur di kalangan NU. Tapi proses politik itu tetap berjalan, meski kita sesali dengan kebesaran. Ke depan juga begitu, kalau Prabowo tetap ngotot permasalahkan pilpres, saya kira pendukung akan tinggalkan beliau karena semakin lama semakin tidak rasional," kata Nico.

Dia menuturkan, masyarakat akan lelah mengikuti kemauan Prabowo. Mereka juga harus dihadapkan pada realitas bahwa siapa pun presidennya, mereka tetap harus menjalani kehipuan normal.

"Masyarakat kita lebih rasional. Lambat laun mereka akan tahu mana yang seorang negarawan dan mana yang hanya seorang pemburu kekuasaan," ujar Nico.

Untuk diketahui, tim Prabowo-Hatta mendaftarkan gugatan pemilihan umum presiden ke MK, Jumat (25/07/2014) malam. Gugatan dimasukkan sekitar setengah jam sebelum tenggat berakhir pada Jumat malam.

Tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Mahendradatta, menyebutkan terjadi kecurangan di 52.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia yang melibatkan 21 juta suara.

Prabowo mengatakan, tim advokasi berjuang untuk mengurus gugatan tersebut. Ia optimistis dapat memenangkan gugatan itu. Prabowo mengklaim memiliki alat bukti serta saksi yang mampu membuktikan terjadinya kecurangan dalam proses Pilpres 2014.

Baca juga: Tim Hukum Klaim Prabowo-Hatta Menangkan Pilpres dengan 50,25 persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com