JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meyakini Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah membentengi sistem teknologi informasinya terkait pemilu dari serangan peretas alias hacker.
Pernyataan Djoko ini menanggapi tudingan kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bahwa ada penggelembungan suara Pemilu Presiden 2014 oleh hacker asal Korea Selatan dan Tiongkok.
"KPU yang paling tahu untuk membentengi TI mereka dan saya kira KPU pasti sudah membentengi," ujar Djoko di Istana Negara, Jumat (25/7/2014).
Djoko mengatakan, serangan hacker memang bisa terjadi di mana saja. Pasalnya, kemampuan atau ilmu seputar teknologi terus berkembang. "Pentagon saja bisa di-hack, dari sisi teknologi bisa. Tapi tetap KPU yang paling tahu," katanya.
Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menuding adanya 37 hacker asal Korea dan Tiongkok yang menggelembungkan suara Pemilu Presiden 2014. (baca: Kubu Prabowo-Hatta Sebut "Hacker" Memanipulasi Suara)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai tuduhan kubu Prabowo-Hatta itu sangat tidak relevan. Pasalnya, KPU menggunakan penghitungan manual, bukan menggunakan TI. (baca: Tidak Gunakan TI, Muhaimin Heran Tudingan Adanya "Hacker" Mainkan Rekapitulasi KPU)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.