Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kali Mangkir, Redaktur "Obor Rakyat" Kembali Dipanggil Polri

Kompas.com - 26/06/2014, 21:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, Polri akan kembali memanggil Redaktur Obor Rakyat Darmawan Sepriyossa, Jumat (27/6/2014), atas kasus dugaan menebar kebencian terhadap calon presiden Joko Widodo melalui tabloid yang dikelolanya. Panggilan ini merupakan panggilan ketiga setelah Darmawan dua kali mangkir. Ia akan diperiksa Badan Reserse dan Kriminal Polri sebagai saksi. 

"Sudah ada koordinasi DS (Darmawan) dengan penyidik. Penyidik akan segera menyesuaikan jadwal, mendengarkan keterangan yang bersangkutan sebagai saksi terlapor untuk mencukupi bukti yang kami butuhkan dalam rangka melengkapi hasil penyelidikan," ujar Ronny, di Jakarta, Kamis (26/6/2014).

Ia menolak berasumsi jika Darmawan kembali absen pada panggilan ketiga. Ia berharap Darmawan memenuhi panggilan besok sehingga ketidakhadirannya tidak memunculkan polemik. Jika Darmawan kembali mangkir, kata Ronny, keterangan para saksi ahli dapat menentukan apakah akan Darmawan dapat ditetapkan tersangka atau tidak. Hal tersebut pun berlaku untuk Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setiyardi Budiono yang sudah menjalani pemeriksaan.

"Jadi tolong kami dibantu untuk segera merumuskan. Ada surat perintah membawa yang bisa kami buat ketika seseorang dipanggil tiga kali tidak hadir tanpa alasan jelas," kata Ronny.

Sebelumnya, Darmawan telah mengakui bahwa dia terlibat dalam pembuatan tabloid Obor Rakyat. Ia mengatakan diajak oleh Setyardi selaku pemimpin redaksi untuk memproduksi konten dalam tabloid. Belakangan, tabloid itu dipermasalahkan karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap Jokowi.

Tim advokasi capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla telah melaporkan keduanya ke Bareskrim, Senin (16/6/2014). Saat ini, Darmawan tercatat sebagai redaktur pelaksana sebuah portal berita online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com