Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Kebocoran Anggaran, Prabowo Tempatkan Hatta Jadi Tertuduh

Kompas.com - 18/06/2014, 19:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, menilai, pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang kerap menyinggung soal kebocoran anggaran dinilai sebagai kesalahan fatal. Prabowo dianggap telah membuat pasangannya, Hatta Rajasa, yang pernah menjabat Menteri Koordinator Perekonomian sebagai pihak yang pantas disalahkan.

"Secara umum itu menampar Pak Hatta Rajasa, itu secara tidak langsung membuat Hatta yang merupakan cawapres Prabowo itu sebagai tertuduh," kata Burhanuddin, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Burhan meragukan istilah kebocoran anggaran yang digunakan oleh Prabowo. Secara logika, kata dia, anggaran Indonesia yang jumlahnya terbatas tidak mungkin mengalami kebocoran hingga demikian besar.

"Istilah itu seharusnya didudukkan kembali oleh Prabowo agar lebih baik saat disampaikan dalam debat berikutnya. Dia harus bisa mendefinisikan apa yang disebut bocor, apa yang disebut korupsi, dan apa yang disebut dengan potensi pendapatan yang hilang," ujarnya.

Jika tidak segera dibenahi, lanjut Burhanuddin, bukan tidak mungkin hal ini justru akan merugikan kubu Prabowo-Hatta sendiri. Gembar-gembor kebocoran anggaran yang tadinya digunakan untuk menarik simpati rakyat bisa menjadi bumerang.

"Di tingkat elite sekarang kan Prabowo sedang menginginkan Demokrat dan SBY bergabung. Gimana mau bergabung kalau dia dituduh bocor hingga ribuan triliun. Jadi harus diklarifikasi di tingkat publik supaya lebih jelas. Di tingkat elite harus menyampaikan supaya clear," katanya.

Baca juga:
Samad: Kita Ini Dibodohi Terus, Impor Itu Bohong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com