Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Terganggu, Staf Istana Terlibat "Obor Rakyat"

Kompas.com - 15/06/2014, 17:12 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pihak Istana Kepresidenan tidak tahu-menahu mengenai tindakan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah Setyardi Budiyono yang menerbitkan tabloid Obor Rakyat.

"Presiden sangat terganggu dengan berita ini. Tentu akan ada investigasi dan tindakan dari Setkab (Sekretariat Kabinet) selaku yang mengoordinasi perangkat di bawah staf khusus," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kepada pers, Sabtu (14/6/2014).

Tabloid Obor Rakyat adalah tabloid yang mendiskreditkan calon presiden Joko Widodo dengan meniupkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan. Alamat kantor redaksi yang tertera di tabloid itu juga alamat palsu. Tabloid ini terus disebarkan ke pondok-pondok pesantren di Jawa.

Badan Pengawas Pemilu juga telah melaporkan tabloid ini ke Mabes Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menilai tabloid ini patut diduga terkait dengan pidana penistaan atau penghinaan (Kompas, 14/6).

Julian memastikan akan ada investigasi dan sanksi yang tegas jika memang terbukti tindakan Setyardi itu termasuk dalam kampanye hitam atau fitnah. Setyardi adalah pemimpin redaksi tabloid itu.

Mencoreng kepresidenan

Meski dilakukan atas inisiatif pribadi yang bersangkutan, menurut Julian, tindakan ini bisa mencoreng nama baik lembaga kepresidenan dan menimbulkan persepsi negatif.

Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai juga menegaskan, tabloid Obor Rakyat sama sekali tidak terkait dengan pandangan Istana Presiden. Walaupun Setyardi Budiyono adalah staf di kantor Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah, apa yang dilakukan Setyardi adalah pandangan dan sikap pribadi.

"Penerbitan tabloid Obor Rakyat merupakan sikap, langkah, dan pilihan pribadi Setyardi Budiyono serta tidak mewakili pandangan kantor Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah. Yang bersangkutan tak pernah melaporkan tentang kegiatan Obor Rakyat, dan kami baru mengetahui Setyardi sebagai Pemred Obor Rakyat pada hari Jumat, 13 Juni 2014,” kata Velix.

Menurut Velix, Setyardi Budiyono memiliki logika pribadi dan pilihan politik dalam menyikapi calon presiden 2014.

"Kami sebagai Staf Khusus Presiden tidak bisa mengontrol pikiran yang hidup dan pilihan hati dari individu masing-masing," katanya.

Pengakuan berbeda

Setyardi mengungkapkan hal berbeda saat berbicara dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Velix Wanggai sudah mengetahui kegiatannya. Dia bahkan sudah mengajukan cuti kepada Velix untuk membuat tabloid Obor Rakyat. Namun, Setyardi juga mengatakan bahwa tindakannya tersebut merupakan tindakan pribadi.

Setyardi mengaku, penerbitan tabloid Obor Rakyat itu juga hampir 100 persen menggunakan biaya pribadi dan sumbangan yang dari teman-temannya, yang jumlahnya pun tidak banyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com